BI Jaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah, Ekonom: Rupiah Tak Akan Tembus Rp16.000
Ekonom menilai bahwa nilai tukar rupiah masih bergerak fluktuatif di tengah sentimen suku bunga AS oleh The Federal Reserve (The Fed). Kendati begitu, nilai tukar rupiah dinilai tidak akan turun terlalu dalam hingga menembus level Rp16.000 per dolar AS.
Senior Economist Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, menyebut bahwa dengan asumsi kenaikan suku bunga masih di level 5%, rupiah akan begerak di rentang Rp15.500 hingga Rp15.700 per dolar AS.
Baca Juga: Mirae Asset Prediksi IHSG Bisa Tembus 7.880 Tahun Depan, Ini Dua Sektor Saham Jagoan Tahun 2023!
"Kami memperkirakan nilai tukar rupiah tidak akan menembus Rp16.000. Tahun depan, rupiah bisa menguat ke sekitar Rp15.235," pungkas Rully dalam konferensi pers Market Outlook 2023 Mirae Asset Sekuritas di Jakarta, 6 Desember 2022.
Rully mengatakan, pelemahan rupiah saat ini bukan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi Indonesia yang tidak bagus, melainkan disebabkan oleh kondisi global, terutama dari kebijakan moneter Bank Sentral AS dalam menaikkan suku bunga acuan untuk menjaga inflasi AS. Ditambah lagi dengan risiko resesi global, volatilitas rupiah dinilai masih tetap tinggi hingga semester I 2023.
Kendati begitu, Rully tetap optimis, mengingat Bank Indonesia (BI) siaga dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan melakukan triple intervention secara terukur di Domestic Non-Delivery Forward (DNDF), pasar spot, dan pasar Surat Berharga Negara (SBN). Selain itu, BI juga diprediksi masih akan menaikkan suku bunga sekitar 25 bps sampai dengan Desember 2022 untuk menjaga selisih dari kebijakan suku bunga AS.
"BI harus menjaga selisih suku bunga dengan AS. Jika suku bunga The Fed masih naik, BI juga menaikkan suku bunga supaya tidak ada foreign capital outflow yang terlalu besar," tegasnya lagi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih