Kubu Anies Baswedan Sibuk Lawan Cacian, Loyalis Ganjar Pranowo Ribut Bahas Kode-kodean Jokowi
Selanjutnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menjadi tokoh yang banyak dibincang dalam nada positif dengan 94% perbincangan bernada positif, disusul Menteri BUMN Erick Thohir (89%) dan Airlangga Hartarto (84%).
Sedangkan tokoh yang banyak dibincang dalam nada negatif adalah Ketua Umum Partai Demokrat AHY (38%), Sandi (24%), dan Ganjar (19%).
Sebagai tokoh dengan sentimen positif tertinggi, Cak Imin diasosiasikan sebagai tokoh yang kapabel, peduli dan santun.
Adapun sebagai tokoh dengan asosiasi negatif tertinggi, beberapa kata negatif yang dilekatkan pada AHY antaranya “HambalangMangkrak”, “DemokratKoruptor”, dan “AHYbaukencur”.
Hal ini segala sesuatu terkait dengan AHY terus diasosiasikan sebagai tokoh yang tidak kompeten atau masih anak-anak.
Sebagai salah satu kandidat terkuat Capres 2024, Prabowo terus diasosiasikan sebagai pemimpin yang tegas, kapabel, dan memegang teguh sumpah atau janji. Tidak terlihat ada asosiasi negatif terhadap Prabowo.
13/ Pada peta SNA, klaster AHY dan Anies terlihat rapat. Selain itu, klaster perbincangan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terlihat diapit oleh klaster perbincangan tentang Anies dan Prabowo.
Peta percakapan tentang Ganjar, hampir sepenuhnya lekat dengan percakapan tentang Erick Thohir. Selain itu, aktor-aktor yang berbicara tentang Ganjar, juga kerap membicarakan Anies.
Paling tingginya jumlah follower Ridwan Kamil ternyata tidak dibarengi dengan paling tingginya popularitas. Ini karena follower Kang Emil lebih banyak mengamplifikasi (RT) postingan tokohnya, tapi tidak ikut aktif membuat postingan sendiri yang berupa dukungan.
“Di sisi lain, jumlah follower Anies yang tidak paling besar, meski termasuk yang cukup tinggi, ternyata memiliki popularitas yang paling tinggi. Ini karena jumlah netizen yang aktif melakukan engagement dan membuat postingan (pro/kontra) itu sangat besar,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar