- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Harga Minyak Dunia Turun, Arifin Tasrif: Indikasi Ekonomi yang Kurang Menggembirakan
Terus melemahnya harga minyak dunia di tengah masih berlangsungnya konflik antara Rusia dan Ukraina menimbulkan spekulasi turunya harga minyak dikarenakan dari melemahnya perekonomian dunia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa selama krisis terlihat bahwa ketika supply berkurang menyebabkan harga minyak tinggi, sedangkan jika harga turun dapat dikatakan demand atau permintaanya menurun.
"Kenapa harga turun, pemakaiannya berkurang, karena daya belinya. Ini indikasi bahwa dampak daripada ini sudah menuju ekonomi yang lebih kurang menggembirakan," ujar Arifin saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (9/12/2022).
Baca Juga: Kementerian ESDM Prioritaskan Ojol dalam Subsidi dan Konversi Motor Listrik
Ketika dikonfirmasi mengenai harga minyak yang akan menurun ke depannya, ia tidak dapat memastikan supply maupun demand yang akan terjadi di kemudian hari.
"Kalau memang daya beli demandnya menurun, pasti juga akan turun pada level tertentu," ujarnya.
Lanjutnya, jika harga minyak dunia mengalami penurunan yang cukup tinggi, maka dampaknya akan dirasakan di dunia migas.
"Kalau misalnya turunnya lebih ini (tinggi), juga dunia migas akan lebih terdampak," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, harga minyak dunia saat ini menyentuh level yang cukup rendah dalam jangka waktu beberapa tahun terakhir. Di mana harga WTI Cruede OIl (Nyimex) berada di harga 71,76 dolar per barel, sedangkan Brent Cruede (ICE) 76,44 dolar AS per barel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti