Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

KPK Sindir Alasan Pejabat Betah Korupsi: Risiko Rendah, Untungnya Melimpah!

KPK Sindir Alasan Pejabat Betah Korupsi: Risiko Rendah, Untungnya Melimpah! Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Alexander Marwata, mengungkapkan, sejauh ini korupsi belum dianggap sebagai kejahatan luar biasa. Menurutnya, risiko koruptor tertangkap tangan juga masih rendah.

"Kalau dalam istilah keuangan, ada yang namanya high risk, high income, semakin risikonya tinggi, penghasilannya tinggi. Nah ini kebalikannya dengan korupsi. Risikonya rendah, penghasilannya tinggi dalam waktu cepat dan singkat," tuturnya dalam peringatan Hari Antikorupsi Sedunia 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan, Selasa (13/12/2022).

Baca Juga: Ferdinand Sentil KPK yang Ngaku Kesulitan Usut Tuntas Kasus Formula E: Stupid! Jangan karena Melibatkan Asing Lantas...

Alexander bercerita, alasan para pejabat masih banyak yang merasa nyaman melakukan tindakan korupsi hingga detik ini adalah karena risiko rendah tersebut.

"Saya curhat saja, saya merasa orang yang kemudian tertangkap tangan atau berperkara terhadap perkara korupsi itu hanya apes saja," ungkapnya.

Ia bercerita, selain dari yang tertangkap, sebetulnya masih banyak pejabat yang melakukan tindakan korupsi. 

"Yang lain kelakuannya sama. Hanya saja mereka lebih rapi dalam lakukan tindakan dan menyembunyikan kekayaannya," paparnya.

Baca Juga: Wakil Ketua KPK Curhat: Hasil Audit BPK Belum Banyak Ungkap Kasus Korupsi, Koruptor Sulit Ditindak

Alexander juga mengatakan sejauh ini pihaknya memang menemukan banyak penyimpangan, tetapi lebih banyak yang dikategorikan sebagai pelanggaran administratif saja.

"Sementara, kalau dilihat dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), pemerintah daerah, instansi pusat dan lembaga kementerian, belum banyak laporan korupsi," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: