Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tarif Kapal Tanker Melejit, Kinerja Buana Lintas Lautan Ikut Terkerek

Tarif Kapal Tanker Melejit, Kinerja Buana Lintas Lautan Ikut Terkerek Kredit Foto: PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meroketnya tarif kapal tanker spot mendorong peningkatan substansial dalam kinerja keuangan PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL). Tarif kapal tanker Aframax/LR2 yang berakhir pada tahun 2021 dengan hanya US$14.991 per hari naik menjadi rata-rata US$45.771 per hari selama 9 bulan pertama tahun 2022. Tarif melonjak lagi sejak akhir kuartal III 2022 dan menjadi US$128.551 per hari pada 9 Desember 2022, peningkatan sebesar 181%.

Direktur Utama PT Buana Lintas Lautan Tbk, Wong Kevin mengungkapkan bahwa dengan peningkatan tarif sewa kapal tanker rata-rata dari US$47.901 per hari di 2Q2022 menjadi US$68.621 per hari di kuartal III 2022, laba bersih BULL melonjak menjadi US$20,6 juta dengan pendapatan sebesar US$92,3 juta dan laba kotor sebesar US$27,29 juta untuk 3Q2022. 

“Ini sepenuhnya membalikkan kerugian US$16,0 juta pada semester I 2022 dan mencerminkan peningkatan tahunan masing-masing sebesar 22,9% dan 79,9% dari pendapatan semester I 2022 sebesar US$57,2 juta dan laba kotor sebesar US$14,3 juta. Ini mengkokohkan pondasi yang kuat untuk peningkatan lebih lanjut ke depan karena tarif kapal tanker terus melonjak,” ujar Wong Kevin, dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (15/12/2022).

Baca Juga: Genjot Ekspansi Bisnis Global, Pertamina Gaet Perusahaan Perkapalan Jepang

Lebih lanjut Ia menuturkan jika dengan kondisi pasar yang sangat membaik, BULL mengambil kesempatan untuk lebih memperkuat posisi keuangannya dengan mengurangi pinjaman sebesar 52% dengan jumlah pinjaman turun sebesar US$215.3 juta dari US$411.3 juta pada awal tahun 2022 menjadi US$196 juta pada akhir 3Q2022. Hal ini semakin memperkuat kemampuan BULL untuk mendapatkan keuntungan dari pasar yang meningkat dan mengeksekusi peluang baru.

Peningkatan drastis dalam kinerja keuangan BULL akan berlanjut karena tarif tanker terus meningkat hingga kuartal keempat 2022 dengan tarif tanker sejauh ini melonjak 75,8% menjadi $128.551 per hari dari $73.143 per hari pada akhir September. 

“Ke depan, kinerja BULL juga akan semakin terdorong oleh kapal-kapal yang kembali beroperasi penuh setelah melakukan docking reguler serta tarif kapal tanker yang meningkat,” ucapnya. 

Menurut Wong Kevin, kuatnya kinerja pasar kapal tanker minyak sejauh ini disebabkan oleh beberapa faktor. Saat ekonomi global pulih dari dampak pandemi COVID-19, permintaan minyak juga mulai pulih. Pada saat yang sama, dampak dari invasi Ukraina oleh Rusia telah mengubah rute utama perdagangan kapal tanker minyak yang mengakibatkan jarak tempuh yang lebih jauh dan membutuhkan lebih banyak kapal tanker untuk membawa jumlah minyak yang sama.

“Namun, perlu dicatat bahwa lonjakan tarif kapal tanker minyak terlepas dari banyak hambatan seperti ekonomi dunia yang lebih lemah karena kenaikan suku bunga dan konsumsi minyak China sangat dipengaruhi oleh COVID lockdowns hampir sepanjang tahun. Ke depan, sebagian besar angin sakal ini akan beralih menjadi angin penarik dengan potensi untuk tidak hanya mempertahankan laju tarif sewa kapal tanker yang tinggi tetapi mungkin mendorongnya ke tingkat yang lebih tinggi,” jelasnya. 

Baca Juga: Perkuat Konektivitas Indonesia, Pelindo Layani Kapal Besar Kapasitas 14 Ribu TEU

Misalnya, lanjut Wong Kevin, dengan tibanya tenggat waktu sanksi pertama atas ekspor minyak mentah Rusia pada 5 Desember 2022, tarif kapal tanker melonjak lebih dari 60% dalam sebulan. Batas waktu sanksi kedua untuk ekspor produk minyak dan turunannya Rusia akan tiba pada 5 Februari 2023. 

“China melonggarkan aturan penguncian COVID-19 dan ekspor bahan bakar melonjak ke level tertinggi sejak April 2020. Dengan kembalinya turis China dan berlanjutnya pemulihan tren perjalanan, permintaan bahan bakar jet berpotensi naik 50% lagi untuk kembali ke level sebelum COVID. Namun persediaan minyak dan produk dunia berada pada posisi terendah dalam sejarah dengan Cadangan Minyak Strategis AS di level terendah sejak 1984 dan stok distillate AS di level terendah sejak 1951. Ini berarti permintaan minyak yang terpendam kuat untuk mengisi kembali persediaan minyak dunia yang mengering,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: