Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gelar SI Green Fashion Day, Alumni Swedia Gaungkan Industri Fashion Berkelanjutan

Gelar SI Green Fashion Day,  Alumni Swedia Gaungkan Industri Fashion Berkelanjutan Kredit Foto: Alumni Swedia
Warta Ekonomi, Surabaya -

Jaringan warga negara Indonesia lulusan berbagai institusi pendidikan tinggi di Negara Swedia (Alumni Swedia) mulai mengembangkan berbagai inisiatif industri fashion yang lebih berkelanjutan di Indonesia pada masa depan. Untuk itu, Alumni Swedia ini lakukan kolaborasi antara korporasi dan komunitas untuk melakukan perhelatan “SI Green Fashion Day” yang didukung langsung oleh Swedish Institute di Jakarta kemarin.

“Sepanjang sejarah, mode, dan dorongan untuk mengekspresikan diri melalui mode telah menjadi bagian dari diri kita. Kita melihatnya setiap hari di Indonesia, misalnya dengan corak batik yang indah. Sayangnya, cara kita memproduksi dan mengkonsumsi pakaian sangat tidak berkelanjutan. Sekaranglah waktunya untuk mengadopsi praktik ekonomi sirkular dan bekerja lebih berkelanjutan – untuk kepentingan Swedia, Indonesia, dan seluruh dunia,” terang Duta Besar Kerajaan Swedia untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, Marina Berg. Baca Juga: Perluas Jaringan Fashion Branded, Sale Zone Siap Rebut Pasar Fashion Surabaya

Sementara itu, Ketua Alumni Swedia, Dothy, mengungkapkan, bahwa kesadaran pada isu keberlanjutan sebenarnya semakin meningkat di masyarakat. Kondisi tersebut membuatindustri tekstil sebagai salah satu penyumbang limbah terbesar semakin disorot.

Hal itu diperparah dengan tren ‘fast fashion’ atau pola produksi pabrik penjual dan perilakukonsumerisme pembeli yang berdampak banyaknya sampah sisa fashion di dunia. Termasuk di negara dengan jumlah penduduk besar dalam kondisi ekonomi dan kemampuan konsumsi yang bertumbuh, seperti Indonesia.

“Alumni Swedia didukung Swedish Institute mengajak kolaborasi lintas organisasi, baik korporasi maupun komunitas, untuk meningkatkan kesadaran pada isu penting, inisiatif fashion yang berkelanjutan. Di antaranya Business Sweden, Thread4Hope, KADIN, PLN, Sustainable Fashion ID, Khaya Heritage, dan Sisa Kain Mama. Kami mengajak semua berkolaborasi, berdiskusi, berbagi pengetahuan, kapabilitas, dan sumber daya, untuk menghasilkan dukungan kepada komunitas yang merasa bisa mulai mempraktikan inisiatif fashion berkelanjutan ini,” terang  Dothy dalam ketarangan resminya pada Warta Ekonomi di Surabaya, Sabtu (18/12/2022).

Dijelaskan Dothy , bahwa SI Green Fashion Day diadakan menjelang Peringatan Hari Ibu, 22 Desember, juga diisidengan sejumlah kegiatan menarik. Di antaranya diskusi dengan para pembicara danmoderator perempuan yang bertajuk “Towards A More Sustainable Future: How CanCompanies and Communities Shape the Future of Sustainable Fashion?”. Pembicara yang hadir yaitu Jeanny Primasari dari Sustainable Fashion ID dan Khaya Heritage, Sinthya Roesly dari Srikandi BUMN PLN, Svida Alisjahbana dari Kamar Dagang Indonesia (KADIN)  dan Thread4Hope dan FirmanArdiansyah dari Business Sweden.

“Misalnya berkolaborasi memintal dan menenun dari sampah industri fashion. Selain itu dibutuhkan terobosan-terobosan baru dalam proses batik, pewarnaan di antara pengusaha UKM tekstil di Indonesia,” ujar Dothy.

Selain diskusi, juga ada lokakarya tentang upcycling atau 'daur naik' / proses menambah masa penggunaan produk yakni memperbaiki pakaian lama menjadi tetap pantas dan nyaman dipakai, dengan instruktur Jane Langking dari Sisa Kain Mama, dan Jeanny yang juga pembicara diskusi. Vivi Cypta, pehobi fashion paruh baya asal Jakarta Selatan tampak bersemangat mengikuti lokakarya upcyclingBaca Juga: UMKM Asuransi Sinar Mas Kolaborasi Bareng Oscar Lawalata serta Srikandi Bisnis dan Keuangan Indonesia Dukung Sustainable Fashion

"Dari diskusi ini saya jadi tersadarkan jadi seperti merasa berdosa kalau membuang pakaian bekas. Dengan mengikuti workshop upcycling, saya berharap tidak hanya akan mendonasikan pakai bekas ke tempat yang tepat. Tetapi juga siapa tahu bisa mendapatkan manfaat ekonomi dari pakaian upcycling karya saya," pungkasnya.

Disisi lain, CEO  Thread4Hope, Svida Alisjahbana mengungkapkan, pihaknya terus menekan untuk menghubungkan antara industri kecil menengah. "Kebanyakan pelakunya adalah perempuan, dengan industri fashion secara umum, untuk berkolaborasi dalam inisiatif strategi produksi yang lebih ramah lingkungan,” kata Svida Alisjahbana yang juga menjabat Ketua Komite Tetap Kesetaraan Gender  KADIN ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: