Reshuffle Mendesak Dilakukan, PKB Bongkar Alasannya: Jika Psikologis Jokowi Terganggu!
Merespons sinyal reshuffle, Wasekjen DPP PKB, Syaiful Huda, menyebut bahwa mendesak tidaknya melakukan perombakan tergantung dengan psikologis Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, perombakan kabinet menjadi mendesak dilakukan jika Presiden merasa terganggu dengan pembantunya.
"Kalau presiden terganggu psikologisnya dengan seorang pembantu, di-resign pasti," kata Huda ditemui di Kawasan Jakarta Selatan, Jumat (23/12/2022).
Baca Juga: Wacana Reshuffle Menyeruak, Anak Buah Megawati Blak-blakkan: Urusan Jokowi
Memang menurut Huda, hal mendesak bagi Presiden Jokowi untuk melakukan perombakan kabinet merupakan hal yang subjektif.
"Jadi sangat subjektif karena jabatan menteri jabatan politik. Karena jabatan politik, hari ini dia dilantik besok dipecat biasa. Karena jabatan politik. Terlebih pembantu presiden," ungkapnya.
Untuk itu, kata dia, jika ditanya apakah ada hal yang mendesak untuk dilakukan reshuffle, jawabannya tergantung subjektivitas Jokowi.
"Jadi kalo ditanya nggak ada urgensinya, bentar lagi pemilu, urgensinya ya urgen kapan pun, subjektif," tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi buka suara terkait perombakan kabinet atau reshuffle. Ia tidak menutupi kemungkinan bakal kembali merombak Kabinet Indonesia Maju.
"Mungkin," kata Jokowi di Bendungan Sukamahi, Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Kendati begitu, Jokowi enggan membocorkan kapan dirinya akan merombak jajaran menteri. "Ya, nanti," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum