Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laga Persija vs PSS Sleman Dihentikan Karena Hujan Deras, Pengamat: Momentum Pembenahan Total Stadion Di Indonesia

Laga Persija vs PSS Sleman Dihentikan Karena Hujan Deras, Pengamat: Momentum Pembenahan Total Stadion Di Indonesia Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerhati sepak bola nasional Dr. Amsori Bahruddin Syah menyayangkan kejadian di laga PSS Sleman Vs Persija yang harus dihentikan saat memasuki babak kedua menyusul curah hujan yang deras di Stadion Manahan, Solo, Jumat (23/12/2022) sore WIB.

Amsori mengkritik keras keputusan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule melanjutkan Liga 1 Indonesia tanpa mengevaluasi secara menyeluruh tata kelola sepak bola, termasuk memperhatikan kualitas dan standar seluruh stadion yang akan dijadikan tempat pertandingan.

"Kejadian laga sepak bola yang terpaksa harus dihentikan karena stadion becek itu bagi saya sangat memalukan. Kenapa? karena PSSI terkesan memaksakan Liga 1 tanpa lakukan evaluasi total pasca kasus Kanjuruhan," kata Amsori kepada wartawan, Sabtu (24/12).

Menurut Amsori, kejadian ini harus menjadi catatan penting bagi PSSI agar lebih cermat dan memahami masalah.

"Harusnya dengan kejadian Kanjuruhan ini PSSI lebih peka, ini loh banyak masalah di sepak bola Indonesia. Soal kelayakan, kemanan dan kenyaman stadion, juga kualitas pertandingan," ujarnya.

Lanjut Amsori, dirinya menyayangkan keputusan PSSI untuk memaksakan Liga 1 tanpa melihat keseluruhan rekomen FIFA. "Sebab masalah ini akan terus muncul kalau PSSI tidak punya sense of crisis dalam melihat persoalan," katanya.

Doktor ilmu politik Universitas Nasional (UNAS) menilai, ditundanya laga antara Persija kontra PSS Sleman kemarin, jadi masalah besar selain kasus Kanjuruhan. Harusnya, kejadian seperti ini tidak boleh terjadi pada Liga 1, karena Liga 1 merupakan kontestasi sepak bola tertinggi di Indonesia.

“Itu sangat menunjukkan kondisi lapangan bola kita. Padahal pertandingan liga 1 adalah kasta tertinggi Indonesia. Beda misalkan liga kampung atau liga antara kecamatan sah-sah saja, ini liga tertinggi, live lagi dan dunia bisa tahu dengan terhubungnya sekarang di YouTube,” jelasnya.

Oleh karena itu, ia menyarankan akan seluruh stadion di Indonesia diaudit dan dilakukan pembenahan besar-besaran. Sebab, ini bukan menyangkut kelayakan, keamanan dan kenyamanan suporter dan pemain.

"Boleh lah liga 1 ini tanpa pemain, tapi kan gak boleh gitu. Kelayakan, keamanan dan kenyamanan ini bukan hanya untuk suporter, tapi juga buat pemain. Sehebat apapun pemain kalau lapangannya becek itu akan merusak kualitas permainan," papar Amsori.

"Ini penting untuk dicermati. Saya berharap pemerintah bisa mengaudit dan memperbaiki stadion-stadion di Indonesia, jika perlu membangun yang baru. Tentu harus sesuai dengan standar AFC dan FIFA," imbuhnya.

Banyaknya persoalan dalam sepak bola tanah ini, lanjut Amsori, sehingga ia mendukung gerakan revolusi sepak bola Indonesia yang diawali dari revolusi di tubuh PSSI.

"Seruan revolusi ini jangan seolah milik klub dan suporter, tapi seluruh lapisan sosial masyarakat yang ada di desa maupun kota. Revolusi ini milik mereka yang ingin sepak bola Indonesia maju dan bisa menampilkan hiburan bagi rakyat. Bukan malah menebar ketakutan," ungkapnya.

Sebab itu, kata Amsori menambahkan, untuk urusan sepak biola baiknya diserahkan kepada orang yang benar-benar paham soal manajemen sepak bola, agar kedepan kerancuan seperti ini tidak terulang lagi di sepak bola Indonesia.

“Saya masih ingat lah, mengutip HR. Bukhari-Muslim, serahkan itu pada ahlinya, kalau itu tidak diserahkan kepada ahlinya maka tunggu kehancuran. Nah saya rasa ini yang terjadi sekarang, kalau kemudian memang bukan bagian dari yang kompeten mengurusi sepak bola, ya janganlah dipaksakan karena kalau dipaksakan ya berarti tinggal menunggu kehancuran,” paparnya.

“Itu sudah jelas kok siapapun tidak punya kompeten dia paksakan pasti yang ada bukan hasil yang terbaik maka ini akan masuk ke dalam jurang yang lebih hancur,” tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: