Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertumbuhan Manufaktur Dipatok 5,4% di 2023

Pertumbuhan Manufaktur Dipatok 5,4% di 2023 Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementrian Perindustrian optimistis pertumbuhan industri manufaktur sepanjang tahun 2022 mencapai 5,01%. Untuk tahun depan, pertumbuhan ditargetkan pada rentang 5,1%-5,4% dengan harapan kondisi global membaik.

“Seiring dengan harapan membaiknya kondisi global dan perekonomian nasional, kami memperkirakan pertumbuhan industri manufaktur tahun ini 5,01%. Pada tahun 2023 diperkirakan pertumbuhan industri manufaktur 5,1-5,4%,” Kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, kemarin.

Perkiraan pertumbuhan 5,01% pada tahun ini didasarkan pada peningkatan nilai ekspor industri manufaktur yang hingga akhir tahun akan mencapai US$210,38 miliar. Nilai tersebut diproyeksikan akan mencapai US$245 miliar pada tahun depan.

“Kemudian investasi di sektor manufaktur yang pada tahun ini sebesar Rp439 tahun, tahun depan kita proyeksikan sebesar Rp460 tahun. Penyerapan tenaga kerja diperkirakan akan juga meningkat mencapai rata-rata 20 juta tenaga kerja di sektor manufaktur pada 2023,” Ucap Agus.

Selain itu, sambung Agus sejak 2021 silam atau saat puncak pandemi Covid-19, perindustrian, terus mengalami peningkatan hingga saat ini.Walau pertumbuhan pada triwulan I 2022 sempat menyentuh 5,47% dan turun di triwulan II yang hanya 4,33%, tetapi pada triwulan III kembali bangkit lagi mencapai 4,48%.

Agus juga menyampaikan pihaknya masih menyusun formula pemberian insentif terhadap pembelian kendaraan listrik. "Nilai atau besaran insentifnya itu masih kita hitung. Rumusan dan formulanya masih kita finalisasi," tegasnya.

Baca Juga: Alokasi Anggaran Belum Jelas, Insentf Kendaraan Listrik Minta Ditinjau Ulang

Sebelumnya Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah meminta pemerintah mengkaji ulang rencana pemberian subsidi motor dan listrik.“Terlebih pada tahun 2023 kita harus bersiap menghadapi situasi ekonomi global yang tidak menentu. karena itu kita membutuhkan ketangguhan fiskal pada APBN,” Kata Said.

Hal itu ditegaskannya menanggapi rencana Kementrian Perindustrian untuk memberikan subsidikendaraan listrik, yakni untuk mobil listril sebesar Rp80 juta, mobil berbasis hybrid sebesar Rp40 juta, serta motor listrik baru Rp8 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: