Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Optimis Sektor Ekonomi Digital 2023 Positif: Mendung Mungkin Iya, Hujan Deras Tidak

Optimis Sektor Ekonomi Digital 2023 Positif: Mendung Mungkin Iya, Hujan Deras Tidak Kredit Foto: Unsplash/Ofspace Digital Agency
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selain memberikan apresiasi terhadap kinerja positif dari pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dan sektor layanan teknologi keuangan atau financial techonology (fintech), Indonesia Fintech Society (IFSOC) juga turut memberikan pandangan optimisnya terhadap masa depan ekonomi digital dan fintech pada tahun 2023.

"Kita tahu bahwa sebenarnya [pada tahun] 2023 kita tidak akan menghadapi mendung itu, mendung mungkin iya tapi hujan deras itu belum akan terjadi sehingga kita akan cukup optimis untuk tahun 2023 termasuk juga untuk industri fintech ini," tutur Hendri Saparini selaku ekonom senior yang juga steering committee IFSOC dalam acara media briefing tentang Catatan Akhir Tahun 2022 Fintech dan Ekonomi Digital pada Selasa (27/12/2022).

Baca Juga: Apresiasi Kinerja Positif Fintech & Ekonomi Digital 2022, IFSOC Catat 7 Hal Penting Ini

Optimisme tersebut, menurut Hendri, juga didasarkan pada pandangannya terhadap global investment yang ada, di mana saat ini baik investasi portofolio asing atau foreign portofolio investment (FPI) maupun investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) telah mengalami peningkatan yang cukup baik dan diharapkan dapat terus bergairah dalam sektor ekonomi digital dan fintech pada tahun 2023.

"Kemudian beberapa catatan lain adalah catatan dari IFSOC, kita tahu bahwa edukasi [layanan keuangan termasuk literasi dan inklusi keuangan] itu menjadi sangat penting karena berbagai permasalahan [yang terjadi dalam industri muncul] itu karena adanya literasi [keuangan] yang masih rendah," lanjut Hendri.

Permasalahan yang disebutkan, mengacu pada akibat dari gap antara literasi digital dan inklusi digital masyarakat Indonesia yang masih cukup besar sehingga menyebabkan kerentanan dalam ekosistem ekonomi digital dan fintech yang dapat membawa berbagai permasalahan terkait muncul. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan Indonesia 2022 mencatat adanya penurunan gap pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2019, di mana saat ini gap antara literasi dan inklusi keuangan mencapai 35,42%, tentu lebih rendah dibandingkan pada tahun 2019 yang sebesar 38%.

Hendri juga menambahkan bahwa sektor ekonomi digital dan fintech di Indonesia memiliki prospek yang sangat bagus pada tahun 2023, dengan rekomendasinya bahwa prospek ini harus turut diikuti dengan dukungan ekosistem atau pun regulasi yang dapat mendorong ekosistem dan industri untuk bergerak dan bertumbuh menjadi lebih baik lagi.

"Kita mendorong dari IFSOC agar kolaborasi dan inovasi itu lebih dibuka dan juga lebih terjadi tidak hanya antara otoritas dengan industri tetapi juga keterbukaan kita dengan negara-negara lain [...] Kita yakin bahwa kolaborasi dan inovasi yang sifatnya lebih bersifat terbuka ini akan diperlukan untuk mendorong industri fintech juga di Indonesia," terang Hendri.

Ia menambahkan, "IFSOC mengucapkan terima kasih banyak atas kerjasamanya selama ini, [dalam] diskusi kita dan juga upaya kita bersama untuk bisa mendorong agar industri fintech di Indonesia berkembang maju tetapi juga berkembang dengan cukup aman menuju kepada industri yang tidak hanya tumbuh tinggi tetapi juga industri yang bisa menciptakan trust baik itu bagi masyarakat, pelaku usaha, maupun bagi pemerintah."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: