Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenaikan Harga Gabah Picu Peningkatan Nilai Tukar Petani

Kenaikan Harga Gabah Picu Peningkatan Nilai Tukar Petani Kredit Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kenaikan harga gabah mendorong peningkatan nilai tukar petani (NTP) yang merupakan parameter kesejahteraan petani di tanah air. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan NTP nasional, Januari–Desember 2022 lebih tinggi 2,57%dibandingkan NTP Tahun 2021 pada periode yang sama

Sementara itu selama Desember 2022 NTP mencapai 109,00 atau mengalami kenaikan tinggi sebesar 1,11% dibandingkan bulan sebelumnya. Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono, kenaikan NTP dipengaruhi naiknya rata-rata harga gabah di tingkat petani.

"Komoditas dominan yang berpengaruh terhadap kenaikan indeks yang diterima petani berasal dari kenaikan harga pada komoditas gabah, kemudian cabe rawit karet dan kelapa sawit," kata Margo di Jakarta, kemarin.

Peningkatan NTP lanjut Margo terjadi karena indeks harga yang diterima petani (it) naik 1,83% atau lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (ib) 0,72%. Sementara indeks harga yang diterima petani naik 5,28% atau lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani 0,67%.

Berbeda dengan pendapat segelintir pihak yang menyebutkan petani tidak merasakan dampak kenaikan harga beras, data BPS menunjukkan bahwa selama Desember lalu, harga gabah di tingkat petani juga mengalami kenaikan.

Rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani Rp5.624,00 per kg atau naik 17,83% dan di tingkat penggilingan Rp5.748,00 per kg atau naik 17,87% dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada Desember 2021. 

Sementara rata-rata harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani Rp6.166,00 per kg atau naik 21,75% dan di tingkat penggilingan Rp6.278,00 per kg atau naik 21,41% 

Selain gabah, komoditas penyumbang peningkatan NTP adalah komoditas-komoditas hortikultura. Secara gambaran, kata Margo, kenaikan tertinggi NTP bulan ini terjadi pada subsektor hortikultura dengan kenaikannya yang mencapai 4,58%.

"Dan kalau dilihat dari komoditas yang dominan dalam kenaikan ini berasal dari kenaikan harga komoditas pada sayuran, buah-buahan dan tanaman obat," katanya.

Secara keseluruhan, Margo mengatakan seluruh subsektor pertanian mengalami kenaikan apabila dibandingkan bulan November 2022. "Kalau kita perhatikan menurut subsektor terlihat bahwa seluruh sektor di bulan Desember ini mengalami kenaikan jika dibandingkan bulan November," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: