Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aktivitas Industri Manufaktur Terus Ekspansif, Kepala BKF: Waspada, Ada Risiko Perlambatan!

Aktivitas Industri Manufaktur Terus Ekspansif, Kepala BKF: Waspada, Ada Risiko Perlambatan! Kredit Foto: Kemenkeu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu, menyebut aktivitas manufaktur nasional berjalan ekspansif selama 16 bulan berturut-turut. Namun, ia mengimbau ada risiko perlambatan yang masih harus diwaspadai.

"Di tengah tren perlambatan global, aktivitas manufaktur nasional masih mencatatkan ekspansi yang lebih tinggi," kata Febrio, dalam keterangan resmi, Selasa (3/1/2023).

Baca Juga: Industri Manufaktur Indonesia Ekspansif 16 Bulan Berturut-turut

Ia mengungkapkan, pada Desember 2022, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur meningkat ke level 50,9, dari sebelumnya sebesar 50,3 pada November 2022.

"Secara keseluruhan, optimisme pelaku usaha masih cukup terjaga, meskipun sebagian responden tetap mengantisipasi kondisi ekonomi dunia dan cuaca ekstrem yang dianggap berpotensi menghambat laju distribusi," paparnya.

Febrio menyampaikan aktivitas manufaktur yang terus berada di zona ekspansif menandakan resiliensi dan pemulihan yang terus berlanjut di tengah perlambatan manufaktur di berbagai negara. 

"Hal ini merupakan suatu capaian yang perlu kita pertahankan untuk terus menjaga momentum pemulihan" ujarnya.

Meskipun demikian, Febrio menilai, risiko perlambatan ke depan masih tetap harus diwaspadai. 

"Tren PMI Manufaktur Korea Selatan 48,2 (November 49) yang terkontraksi sejak Juli 2022 dan terus melambat sampai akhir tahun terus berlanjut," tuturnya.

Baca Juga: Jumlah Order Meningkat, Ekspansi Industri Manufaktur Berlanjut

Beberapa negara kawasan ASEAN+3 juga belum berhasil keluar dari zona kontraksi, seperti Jepang 48,8 (November 49), Vietnam 46,4 (November 47,4), dan Malaysia 47,8 (November 47,9). 

"Sementara PMI di negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris juga menunjukkan tren kontraksi dan perlambatan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: