Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh, Nyinyiran 'Cinta Bertepuk Sebelah Tangan' Makin Nyaring, Orang NasDem Enggak Terima: Full Prestasi...

Duh, Nyinyiran 'Cinta Bertepuk Sebelah Tangan' Makin Nyaring, Orang NasDem Enggak Terima: Full Prestasi... Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) dalam peresmian gedung Nasdem Tower di Menteng, Jakarta, Selasa (22/2/2022). Selain sebagai kantor pusat Partai Nasdem, gedung setinggi 23 lantai dengan luas 30.000 meter persegi tersebut difasilitasi dengan ballroom, ruang siber dan digitalilasi, serta perpustakaan. | Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) 2024, hubungan Partai NasDem dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan renggang.

Kini nasib menteri-menteri Partai NasDem juga ikut dikhawatirkan menyusul ramainya isu reshuffle. Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Ray Rangkuti justru mendorong kedua pihak untuk segera berpisah jalan saja.

Baca Juga: Menteri NasDem Mau Kena Gusur, PDIP Wajib Hati-hati atau Enggak Surya Paloh Dapat Untung

"Baik bagi Pak Jokowi maupun bagi NasDem, pilihan bercerai itu sebetulnya pilihan yang paling tepat," tutur Ray, dikutip dari program Dua Sisi di kanal YouTube tvOneNews pada Jumat (6/1/2023).

Walaupun Partai NasDem sudah menolak narasi Anies antitesis Jokowi, menurut Ray, sosok sang mantan Gubernur DKI Jakarta memang sangat mencerminkan posisi sebagai "kebalikan" Jokowi.

Hal inilah yang disinyalir membuat Jokowi tidak lagi nyaman dengan keberadaan Partai NasDem di dalam koalisi.

"Keduanya pun secara personal kelihatan sudah nggak terlalu akrab, Pak Jokowi dan Pak Surya Paloh," ungkap Ray.

"Jadi NasDem sih merasa dirinya tetap sejalan dengan Pak Jokowi, tapi Pak Jokowi merasa sudah nggak sejalan. Cinta bertepuk sebelah tangan ini," sambungnya.

Karena itulah Ray mendorong Partai NasDem dan Jokowi untuk berpisah saja. Dengan demikian Partai NasDem juga bisa fokus menaikkan elektabilitas Anies.

Namun pernyataan ini seketika dibantah oleh Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie yang hadir di forum diskusi yang sama. Dengan berapi-api, Gus Choi mempertanyakan dari mana anggapan bahwa kedua pihak sudah tak sejalan.

"Tidak sejalannya itu di mana? Full kabinetnya prestasi, DPR-nya semua mendukung kebijakan apapun yang ditawarkan Presiden, didukung. Di mana tidak sejalannya?" kata Gus Choi.

Karena itulah Gus Choi kembali menegaskan komitmen mereka sebagai koalisi Jokowi. "Sekali lagi saya tegaskan, Anies itu untuk 2024 -2029. Kemudian dengan Pak Jokowi 2019-2024. Nah komitmen kami ke sana," terang Gus Choi.

"Dijamin! Sampai 2024 itu kita komitmen. (Tapi setelah 2024 kami tidak lagi bersama Jokowi) itu kan karena memang nggak ada komitmen sampai di situ. Tetapi moral kami, otak kami dalam komitmen kepada para pemimpin sebelumnya mendem jero," imbuhnya menegaskan.

Maksudnya adalah Partai NasDem akan terus menghormati legacy Jokowi kendati menawarkan narasi perubahan bersama Anies.

Karena itulah Gus Choi menyayangkan Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Syaiful Hidayat yang mengimbau Partai NasDem untuk mundur dari kabinet.

"Yang punya hak untuk mengundurkan, meminta mundur itu bukan Mas Djarot, itu nggak pantes, kurang elok," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: