Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi dan Anwar Ibrahim Sepakat Perangi Diskriminasi Sawit

Jokowi dan Anwar Ibrahim Sepakat Perangi Diskriminasi Sawit Kredit Foto: Antara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, kemarin. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menekankan lima hal.

Pada poin ketiga dari lima hal yang ditekankan Jokowi dalam pertemuan itu adalah menyangkut upaya kerja sama untuk meningkatkan pasar dan memerangi diskriminasi terhadap kelapa sawit.

“Kita juga tadi bersepakat memperkuat kerja sama melalui Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) untuk meningkatkan pasar minyak kelapa sawit dan memerangi diskriminasi terhadap kelapa sawit,” Ucap Jokowi.

Sebelumnya Wakil Menteri Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud menegaskan kembali pentingnya kelapa sawit bagi sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Ia juga menyoroti peran CPOPC untuk menjawab tantangan yang bergulir di industri sawit. Sektor kelapa sawit kata dia memberikan kontribusi yang lebih signifikan untuk pemulihan global yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan.

Baca Juga: Blusukan ke Pasar, Jokowi Akui Harga Beras Masih Naik

Sementara itu Wakil Sekretaris Jenderal (Perkebunan & Komoditi), Kementerian Perkebunan dan Komoditi, Malaysia Dato’ Mad Zaidi Mohd Karli menekankan bahwa CPOPC perlu mengumpulkan lebih banyak negara penghasil minyak sawit sebagai anggota penuh untuk memperkuat perannya dalam memperjuangkan sektor kelapa sawit.

Selain itu, CPOPC harus mempertimbangkan langkah seperti melibatkan LSM dan  penggunaan media sosial  untuk memperkuat kampanye positif dengan efek yang menarik.

PM Anwar Ibrahim mengatakan selain soal sawit, berbagai hal telah dibahas dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi. Diantaranya adalah masalah ekonomi dan investasi bilateral, pembangunan ibu kota Nusantara (IKN), masalah  perbatasan yang telah berlarut-larut selama 60 tahun dan  tenaga kerja Indonesia di Malaysia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: