Soroti Jokowi yang Terbitkan Perppu Cipta Kerja, Aktivis Singgung 'Bangganya' Pemerintah Soal Pencapaian Ekonomi: Sudah Tidak Relevan!
Diterbitkannya Perppu Cipta Kerja oleh pemerintah jadi sorotan tajam publik. Salah satu sorotannya adalah mengenai “kegentingan” yang dijadikan alasan sehingga Perppu harus diterbitkan oleh Jokowi.
Aktivis dan Advokat Ahmad Khozinudin juga menyoroti mengenai hal ini. Menurutnya ada keteidakkonsistenan pemerintah dalam penerbitan Perppu ini.
“Bahkan akhir-akhir ini pemerintah membanggakan capaian pertumbuhan ekonomi dan sejumlah kemajuan di bidang ekonomi pasca pemulihan pandemi Covid-19, dan bahkan PPKM sudah resmi dicabut pemerintah,” ungkapnya.
Atas dasar itu, Khozinudin menilai bahwa kegentingan atau situasi darurat sebagai suatu syarat diterbitkannya Perppu tidak berlaku atau relevan dengan kondisi saat ini.
“Itu menunjukkan pandemi berangsur pergi dan ekonomi berangsur pulih jadi kalau mau terbit Perppu terkait dampak Rusia-Ukraina tentu Perppu ini jadi tidak relevan lagi kalau dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang dibangga-banggakan pemerintah sedang dalam kondisi membaik,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyayangkan perdebatan atau diskusi antara Rizal Ramli dan Mahfud MD terjadi di sosial media yang menurutnya kurang konstruktif dalam menjalankan diskusi.
“Akhirnya tokoh bangsa yang semestinya bisa berdialog secara konstruktif misalnya lewat tulisan dan diskusi yang sifatnya konstruktif di era sosmed ini kemudian tidak bisa lagi demikian,” ujarnya.
“Karena suasana batin sikap dari emosi jiwa itu langsung tertuang dalam bentuk cuitan di twitter dan sosmed, ini yang kemudian tidak baik, tidak memberikan teladan pada anak bangsa,” tambahnya.
Sebelumnya, Mahfud MD merespons tegas ke Rizal Ramli terkait potongan video dirinya soal malaikat dan iblis.
"Ternyata Rizal Ramli ini makin ngawur dan bodoh. Tunjukkan, kapan saya bilang bahwa setiap orang yang masuk kekuasaan menjadi iblis," tutur Mahfud belum lama ini di media sosialnya.
Mahfud pun merespons kembali dengan menegaskan yang meulai duluan adalah Rizal Ramli sendiri yang menurutnya berucap tanpa data.
"Sorry deh, Rizal Ramli yang duluan mengolok saya dengan kasar tapi tanpa data. Hampir tiap hari dia mengolok orang lain dengan kasar tapi didiamin saja. Yang mau membalik serangan dia, dalam catatan saya adalah Pak JK dan saya. Sesekali perlu dilawan dengan cara yang setara agar tak menyesatkan orang lain," kata Mahfud MD.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement