Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menguat 0,16%, IHSG Buka Perdagangan 17 Januari 2023 dengan Rapor Hijau

Menguat 0,16%, IHSG Buka Perdagangan 17 Januari 2023 dengan Rapor Hijau Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bertengger di zona hijau sejak penutupan sesi kedua hari sebelumnya. Per 17 Januari 2023 ini, IHSG dibuka menguat 0,16% atau setara dengan penambahan 10,58 poin ke level 6.698,63.

Pada pembukaan sesi pertama ini, IHSG terpantau mampu membukukan nilai transaksi sebesar Rp59,62 miliar. Adapun jumlah saham yang diperdagangkan menyentuh angka 100,59 juta saham dengan frekuensi penjualan sebanyak 6.679 kali.

Selain itu, berdasarkan data RTI Business, diketahui terdapat 94 saham naik, 52 saham turun, dan 146 saham stagnan. IHSG mencatatkan angka tertingginya di level 6.700,77, sedangkan untuk level terendahnya, IHSG menyentuh angka 6.692,32.

Baca Juga: Parkir di Zona Hijau, IHSG Terapresiasi 0,51% ke Level 6.675,65 pada Penutupan Sesi Kedua

Sebagai informasi tambahan, menguatnya IHSG tidak dapat dilepaskan dari adanya surplus neraca perdagangan Indonesia pada periode Desember 2022. Berdasarkan laporan resmi yang dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik, Indonesia mencatatkan kinerja positif dengan perolehan surplus sebesar US$3,89 miliar.

Direktur Eksekutif Bank Indonesia, Erwin Haryono, mengungkapkan bahwa secara keseluruhan, neraca perdagangan Indonesia pada tahun lalu mencatat surplus hingga US$54,46 miliar. Hal tersebut jauh lebih tinggi dibanding periode yang sama pada tahun 2021, yaitu sebesar US$35,42 miliar. 

“Surplus neraca perdagangan ini tentunya berkontribusi positif menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesial,” jelas Erwin dalam keterangan resmi, Jakarta, Selasa, 17 Januari 2023.

Baca Juga: Neraca Perdagangan RI Surplus US$3,89 Miliar, BPS: Sudah Berlangsung 32 Bulan Berturut-turut

Indonesia bisa memperoleh surplus neraca perdagangan berkat kontribusi ekspor nonmigas. Komoditas berbasis sumber daya alam, seperti nikel, bijih logam, dan timah yang berharga tinggi itu membawa surplus senilai US$5,61 miliar pada Desember 2022. Selain itu, ekspor produk manufaktur, seperti mesin dan perlengkapan elektrik juga mengalami peningkatan yang tentunya membawa nilai surplus neraca perdagangan semakin tinggi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Advertisement

Bagikan Artikel: