Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bak Tahu Diri Sedang Dihujat Usai Ceramah 'Jokowi Firaun', Cak Nun Blak-blakan: Saya Merasakan Kenikmatan dalam Penderitaan

Bak Tahu Diri Sedang Dihujat Usai Ceramah 'Jokowi Firaun', Cak Nun Blak-blakan: Saya Merasakan Kenikmatan dalam Penderitaan Kredit Foto: Instagram/Emha Ainun Nadjib
Warta Ekonomi, Jakarta -

Budayawan muslim Emha Ainun Najib alias Cak Nun belakangan menjadi pusat perhatian usai potongan video ceramahnya menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Firaun viral di media sosial.

Seolah menyadari bahwa dirinya tengah menjadi perbincangan, Cak Nun yang masih aktif mengisi kajian rutin itu bak menyinggung hal ini. Dalam kajian Mocopat Syafaat di Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Selasa malam (17/1/2023), Cak Nun mengaku semalam terasa lebih istimewa dibanding malam-malam sebelumnya.

Baca Juga: Buntut Ceramah Soal 'Jokowi Firaun', Cak Nun Digeruduk Netizen Sampai Jadi Trending Topic: 'Untung Saja Nggak Ditangkap Penguasa'

Meski tak menyebut soal kehebohan yang sedang terjadi, Cak Nun mengingatkan para jemaah agar jangan mudah dibenturkan. Mengusung filosofi lato-lato yang sedang jadi permainan tren saat ini, budayawan tersebut mengatakan Indonesia memang sedang dibenturkan.

"Koe ngerti etek-etek? Lato-lato ya, nek ning Jawa Timur jenenge etek-etek (Kamu tau etek-etek? Lato-lato ya, kalau di Jawa Timur namanya etek-etek -red) jadi dua bola yang dibenturkan," kata Cak Nun.

"Itu sampai jenderal-jenderal main itu to? Itu juga berarti akan ada tanda-tanda Allah bahwa akan terjadi benturan-benturan di negara ini," Cak Nun menjelaskan.

Ayah dari Noe Letto ini pun menanyakan kepada jemaah, peran mana yang akan mereka ambil jika menjadi lato-lato.

"Sekarang pertanyaan untuk maiyah, kamu mau jadi bolanya, atau jadi talinya, atau jadi tangannya?" tanya Cak Nun.

Baca Juga: Heboh 'Jokowi-Firaun', Rudi Sebut Cak Nun Harusnya Makin Tua Makin Bijak: Sudah di Luar Batas!

"Kalau kamu jadi tangannya kan kamu bisa ngatur mau jadi yang dibenturkan atau mau membuat keindahan," paparnya.

Cak Nun mengakui saat ini ia sedang merasakan penderitaan, tapi ia mengaku juga menikmatinya.

"Karena malam ini saya merasakan mungkin kita menderita, mungkin kita berada di puncak kesengsaraan, kegelisahan, atau apapun, tapi malam ini saya menemukan ada keindahan dalam kesengsaraan itu. Saya merasakan kenikmatan dalam penderitaan," ungkap Cak Nun.

Tak mau terpancing dengan perdebatan di sosial media, Cak Nun menyarankan agar jemaah Maiyah lebih baik tidak ikut campur terkait yang sedang terjadi.

Baca Juga: Heboh 'Jokowi Seperti Firaun', Rudi Sebut Cak Nun Sudah Tidak Bisa Jadi Panutan Lagi: Omongannya Nyeleneh!

Sebaliknya, Cak Nun meminta agar lebih baik mereka introspeksi dan menumbuhkan diri dari kejadian tersebut untuk masa depan.

"Kalau anda ngurusin yang sekarang, anda nggak bisa apa-apa, sudah terlanjur. Nek kowe ndandani malah diunek-unekke wong, (kalau kamu memperbaiki malah dihujat orang, kalau kamu ngomong malah dibully-bully. Yang bisa kita lakukan adalah kita menumbuhkan diri, iman, dan pengetahuan kita," pesan Cak Nun kepada jemaah Maiyah.

Sebelumnya, ceramah Cak Nun yang menyebut Jokowi seperti Firaun dipersoalkan oleh Guntur Romli.

"Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi. Karun yang namanya Antoni Salim dan 10 naga, nggak sembilan, 10 saya kira ya, dan haman yang namanya Luhut," ujar Cak Nun dalam potongan video tersebut yang juga ditweet akun Muhammad Guntur Romli @GunRomli.

Baca Juga: Sudah di Luar Batas Kewajaran Samakan Jokowi dengan Firaun, Motif Cak Nun Ucapkan Pernyataan Kontroversial Dibongkar

Tak hanya itu, dalam video tersebut, Cak Nun juga menyebutkan, bahwa seluruh sistem, perangkat dan alat-alat politik juga sudah dipegang mereka semua (Jokowi, Antoni Salim dan 10 naga serta Luhut).

"Negara kita sesempurna dicekel (dipegang-red) Firaun, Haman dan Karun. Itu seluruh sitemnya, perangkatnya, semua alat-alat politiknya sudah dipegang mereka semua. Dari uangnya, sistemnya, sampai otoritasnya, sampai apapun," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: