Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Biaya Haji Diusulkan Rp69 Juta, Anak Buah AHY Kasih Respon Keras

Biaya Haji Diusulkan Rp69 Juta, Anak Buah AHY Kasih Respon Keras Kredit Foto: Antara/Saudi Ministry of Media/Handout via REUTERS
Warta Ekonomi, Jakarta -

Politisi Partai Demokrat Cipta Panca Laksana menyoroti Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) 1444 H/2023 M yang diusulkan sebesar Rp 69,19 juta per jemaah. Dia mempertanyakan dana calon jemaah haji tahun 2022 sebelumnya.

“Perkiraan saya dana haji yang sudah mencapai Rp163 triliun udah kepakai nih sehingga usulan kenaikan ONH menjadi nga masuk akal. Iya nggak sih?,” kata Panca dalam unggahan di Twitter, Jumat, (20/1/2023).

Diketahui, Badan Pelaksanaan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menerima dana calon jemaah haji hingga Rp166,01 triliun pada 2022 lalu. Diberitakan sebelumnya, pemerintah melalui Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengusulkan BPIH 1444 H/2023 M sebesar Rp 69,19 juta per jemaah.

Hal itu disampaikan dalam rapat bersama Komisi DPR RI VIII, kemarin. “Pemerintah mengusulkan rata-rata BPIH berjamaah sebesar Rp98.893.909, ini naik sekitar Rp514.888 dengan komposisi bibit sebesar Rp 69.193.733 atau 70%. Dan nilai manfaat atau optimalisasi sebesar Rp29.700.175 atau 30% komponen yang dibebankan langsung pada jamaah haji,” ucapnya.

Dia menjelaskan dengan menggunakan asumsi dasar ini, pemerintah mengusulkan biaya rata-rata besaran bibit tahun 2023 sebesar Rp69.193.733,6 yang terdiri dari biaya penerbangan dari embarkasi ke Arab Saudi ini menjadi besaran yang paling besar 33.979.784.

Kemudian akomodasi di Mekkah Rp18.768.000, akomodasi di Madinah Rp5.601.840, living cost (biaya hidup) Rp4.080.000, visa Rp1.224.000 dan paket layanan mas air Rp5.540.109,6.

Baca Juga: Dampak Inflasi Tinggi, Bikin Kenaikan Ongkos Perjalanan Haji Sulit Dihindari

Ketua Komnas Haji dan Umrah Mustolih Siradj menilai usulan biaya haji yang diajukan pemerintah sebagai konsekuensi yang sulit dihindari."Kenaikan biaya haji ini sulit dihindari karena dipicu oleh kenaikan berbagai komponen kebutuhan, baik di tanah air maupun di Arab Saudi,” ujar Mustolih.

Kenaikan itu, kata Mustolih, antara lain terjadi pada biaya angkutan udara karena avturnya juga naik, hotel atau pemondokan, transportasi darat, katering, obat-obatan, alat kesehatan, dan sebagainya. “Belum lagi pengaruh inflasi, sehingga biaya haji mesti beradaptasi atas situasi tersebut," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: