Soroti Fenomena Fajar Sadboy, DPR Sarkas: Lebih Top Daripada yang Juara Olimpiade!

Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi Partai Gerindra, Elnino M. Husein Mohi, menilai ilmu pengetahuan dan akhlak yang dianut oleh sistem pendidikan di Indonesia melenceng dari khitahnya.

Salah satu contohnya, kata Elnino, fenomena viral Fajar Sadboy, bocah laki-laki yang tenar karena patah hati, lebih dikenal dibanding anak-anak yang memiliki keterampilan di bidang akademik dan nonakademik.

Baca Juga: Terima Kunjungan BEM KM UGM, Menko Airlangga Bahas Perkembangan Perekonomian dan Pendidikan

"Yang lebih top sekarang adalah dari Gorontalo, saudara saya sendiri, adalah Fajar. Fajar Sadboy. Lebih top daripada yang juara olimpiade," kata Elnino dalam rapat kerja bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Melalui ilmu pengetahuan dan akhlak, Elnino berharap sistem pendidikan nasional bisa kembali lagi pada khitahnya. Dia menegaskan, kedua unsur tersebut telah mengakar dalam sistem pendidikan nasional.

"Kita berharap pendidikan di Indonesia kembali lagi kepada khitahnya, bahwa pendidikan kita mengajarkan dua hal, akhlak dan ilmu. Bukan ilmu saja," katanya.

Baca Juga: Kisruh Kenaikan Dana Haji 2023, Begini Kata DPR

Lebih lanjut, Elnino menuturkan, pada hakikatnya pendidikan di Indonesia menempatkan akhlak pada posisi yang lebih tinggi dari pengetahuan. Kendati begitu, dia cukup menyesalkan dengan tidak adanya mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) dan budi pekerti.

Oleh sebab itu, dia berharap agar pendidikan Indonesia bisa kembali pada khitahnya. "Mudah-mudahan kembali ke sana (khitah). Kita ini sudah kehilangan BMT, kehilangan PPKn, budi pekerti," pungkasnya.