Besarkan Anies Baswedan, NasDem Diminta Tak Lupa Akan Jasa FPI: Fakta Historis, Jangan Diabaikan!
Pengamat Politik, Faizal Assegaf menyoroti bagaimana Partai NasDem kini berusaha menggaet Khofifah Indar Parawansa menjadi duet dari Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Dirinya tak masalah dengan hal tersebut namun mempertanyakan kebencian dari partai tersebut terhadap Front Pembela Islam dan Hizbut Tahrir.
Baca Juga: Kubu Habib Rizieq Dijauhkan dari Anies, Manuver NasDem Disorot Habis: Tak Elok, Jangan Terjebak...
Menurutnya, hal tersebut sangatlah tak elok dan terkesan memposisikan kelompok kritis sebagai musuh dan kelompok intoleran.
Faizal mengungkit bagaimana hal tersebut tak dilakukan oleh Partai Demokrat yang tetap merangkul kedua kelompok tersebut.
"Nasdem mesra ke Khofifah, benci pada FPI & HTI. Pendekatan politik gituan ga elok. Terkesan mengejar target suara umat Islam dgn memposisikan kelompok kritis sbg musuh & intoleran. Beda dgn Demokrat yg konsisten merangkul umat Islam tanpa membenci HTI & FPI. Sikap Nasdem ambigu," cuit Faizal Assegaf di linimasa Twitternya, dikutip FAJAR.CO.ID, Selasa (24/1/2023).
Menurut Faizal Assegaf manuver yang dilakukan NasDem yang menegaskan kebencian terhadap HTI dan FPI tanpa argumentasi yang sehat, itu merusak citra Anies Baswedan yang condong merangkul semua kalangan.
Idealnya, jelas dia, sebagai partai politik yang mengusung restorasi, NasDem tidak terjebak dalam polarisasi politik atas tafsir kepentingan kekuasaan yang pro liberalisme.
Faizal juga mengingatkan bagaimana nama Anies Baswedan bisa tembus kancah nasional lewat gerakan politik dari PA 212.
Baca Juga: Naik Tinggi Terus Jatuhkan Lagi, Gaya Halus Anies Baswedan Menyindir Proyek Jokowi
Gerakan tersebut menurutnya telah menyatukan suara umat islam yang ingin terbebas dari zalimnya demokrasi liberal.
Baca Juga: Ngegocek Lawan Saat Nyindir Proyeknya Jokowi, Anies Baswedan Kian Disoroti: Dia Makin Pinter...
"Nasdem harusnya menyadari peran HTI & FPI sangat besar dalam gerakan politik damai 212 dalam mengusung Anies di pentas politik nasional. Ke dua elemen tersebut sukses menyatukan suara umat Islam yg terzalimi dalam demokrasi liberal. Fakta historis tsb jgn diabaikan, begitu saja," bebernya di linimasa Twitternya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement