Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Imam Masjid New York Keras Soal Pembakaran Al-Qur'an: Cuma Orang Sakit Jiwa yang Sulit Bedakan Kebebasan dan Penghinaan

Imam Masjid New York Keras Soal Pembakaran Al-Qur'an: Cuma Orang Sakit Jiwa yang Sulit Bedakan Kebebasan dan Penghinaan Kredit Foto: Kemenag
Warta Ekonomi, New York -

Imam Masjid New York Shamsi Ali mengecam perilaku tak terpuji politikus sayap kanan Denmark-Swedia Rasmus Paludan. Aksi tersebut dilakukan di depan kedutaan besar Turki di Stockholm.

Peristiwa itu pun mendapat kecaman luar biasa dari berbagai belahan dunia, terutama negara yang penduduk muslimnya mayoritas. Termasuk Indonesia.

Baca Juga: Nah, Agama Resmi Kedua di Swedia Ternyata Islam, Kok Al-Qur'an Bisa Dibakar? Ternyata Oh Ternyata!

"This is face of the Quran burning guy. His face is indicating that he is a psychotic (mentally ill) ... He fails to know that dishonoring peoples religions (holy books or prophets) is not a freedom. It’s an insult. And only a mentally sick person can’t distinct between the two ...," tulis Presiden Nusantara Foundation ini melalui akun twitternya, @ShamsiAli2, Selasa (24/1/2023).

Kurang lebih artinya "Inilah wajah orang yang membakar Alquran. Wajahnya menunjukkan bahwa dia adalah seorang psikotik (sakit jiwa) ... Dia gagal untuk mengetahui bahwa menghina agama orang (kitab suci atau nabi) bukanlah sebuah kebebasan. Itu penghinaan. Dan hanya orang yang sakit jiwa yang tidak dapat membedakan keduanya".

Dilansir dari berbagai sumber, aksi Rasmus Paludan merupakan protes terhadap Islam dan apa yang disebut upaya Presiden Turki Tayyip Erdogan untuk mempengaruhi kebebasan berekspresi di Swedia.

Kepada media, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan bahwa Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) berencana akan memanggil Dubes Swedia di Indonesia untuk dimintai penjelasan.

Kecaman dari negara Arab, termasuk Arab Saudi, Yordania, dan Kuwait juga telah dilayangkan terkait dengan peristiwa tersebut.

"Arab Saudi menyerukan untuk menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi, dan hidup berdampingan, serta menolak kebencian dan ekstremisme," kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: