Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kurangi Beban Subsidi dan Asas Gotong Royong, Jadi Alasan Pemerintah Terapkan Vaksin Covid Berbayar

Kurangi Beban Subsidi dan Asas Gotong Royong, Jadi Alasan Pemerintah Terapkan Vaksin Covid Berbayar Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah berencana menerapkan vaksin Covid-19 berbayar untuk booster ke-II mendatang. Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi beban subsidi dan menghidupkan kembali asas bergotong royong di Indonesia.

"Supaya kurangi beban subsidi juga menghidupkan kita untuk saling membantu-bergotong royong," ujar Wapres dalam konferensi persnya di UI Salemba, Jakarta, Kamis (26/1/2023).

Baca Juga: Erick Jelaskan Peran BUMN Mendorong Hub Vaksin Dunia

Menurut Wapres, vaksin berbayar ini akan diterapkan kepada masyarakat non-Penerima Bantuan Iuran (PBI), sedangkan masyarakat pemegang PBI tetap akan digratiskan. "Yang kuat membantu yang lemah sehingga rasa solidaritas saling membantu ada dan beban subsidi ini bisa terkurangi," kata Wapres.

Wapres pun berpendapat, nantinya vaksin berbayar akan disesuaikan harganya agar tetap terjangkau. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat tetap memiliki imunitas dan kekebalan tubuh. Untuk itu, ke depan jangan sampai karena vaksin berbayar, masyarakat menjadi tidak mau vaksin Covid- 19.

"Bisa bayar sendiri dengan harga yang wajar terjangkau dan gak memberatkan, kemudian orang karena bayar gak mau di-booster, mangkanya harganya gak halangi orang untuk melakukan booster," tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, peluang vaksinasi Covid-19 berbayar di masa mendatang. Vaksinasi gratis diprakirakan hanya untuk masyarakat yang tercatat dalam Penerima Bantuan Iuran (PBI).

Peluang itu juga muncul saat Kemenkes menduga transisi dari pandemi ke endemi akan terjadi pada tahun ini. "Mungkin nanti vaksinasi gratis kami paketkan dalam PBI dan itu hanya vaksin dalam negeri," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: