Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada 2022 tumbuh sebesar 5,31 persen, lebih tinggi dibanding capaian tahun 2021 yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,70 persen.
Kepala BPS, Margo Yuwono, melaporkan pertumbuhan tersebut dipengaruhi dari sisi produksi dan dari sisi pengeluaran.
Baca Juga: Erick Thohir: Kalbar Potensial Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi
"Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 19,87 persen," ungkapnya, dalam rilis BPS, Senin (6/2/2023).
Lalu, diikuti Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 11,97 persen, dan Jasa Lainnya sebesar 9,47 persen. Sementara itu, Industri Pengolahan yang memiliki peran dominan tumbuh 4,89 persen.
Sedangkan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan serta Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor masing-masing tumbuh sebesar 2,25 persen dan 5,52 persen.
"Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 16,28 persen," lanjut Margo.
Lalu, diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 5,64 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 4,93 persen, dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 3,87 persen.
Sementara itu, Komponen Impor Barang dan Jasa (yang merupakan faktor pengurang dalam PDB menurut pengeluaran) tumbuh sebesar 14,75 persen.
Baca Juga: Awal Tahun 2023, BPS Mancatat Inflasi 0,34%
"Pertumbuhan dari sisi ini terjadi pada hampir semua komponen pengeluaran kecuali Komponen PK-P yang terkontraksi sebesar 4,51 persen," imbuhnya.
Selain itu, Margo juga melaporkan ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2022 tumbuh 5,01 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan tumbuh 0,36 Persen secara kuartal (quarter to quarter/qtq).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement