Dorong Pemulihan Ekonomi, Wagros Digitalisasi Pasar Tradisional
Selain itu, lanjut Oky, Wagros akan memastikan kepada pedagang bahwa barang-barang kebutuhan pokok yang nanti dapat disuplai adalah barang-barang dengan kualitas terbaik dan dengan harga yang terjangkau. Dengan begitu, nanti dapat membantu pedagang yang ada di pasar untuk mendapatkan barang yang baik dan harga yang lebih murah serta efeknya ke masyarakat harga bahan pangan bisa lebih terkontrol.
Wagros juga sudah menandatangani kerja sama dengan Agro Jabar terkait dengan pemenuhan kebutuhan beras dan minyak goreng sehingga Wargros di tahun 2023 ini memiliki banyak pekerjaan rumah dan tantangan dalam meningkatkan kebutuhan pangan melalui konten digital, yakni digitalisasi.
Baca Juga: AI yang Bakal Menarik Perhatian Merek dalam Bidang Periklanan Digital
Digitalisasi di sini ialah dengan mengedukasi para pedagang pasar untuk sistem pembayaran dan sebagainya menggunakan transfer online atau QRIS atau menggunakan metode yang cash lost money.
"Jadi nanti pembeli-pembeli kalau misalkan datang ke pasar, dia sudah enggak usah bawa uang tunai, cukup pakai QRIS, transfer atau debit card. Kita memodernisasi pedagang pasar, kita tawarkan dengan produk kita, bila mereka tidak mau tidak apa-apa, jika mau alhamdulillah bagi Wargros," jelasnya.
Agar dapat terlaksananya transformasi digitalisasi, kata Oky, Wargros akan bekerja sama dengan Telkom untuk pemasangan WiFi gratis. Menurutnya, pasar menjadi indikator inflasi, terlebih Kota Bandung sebagai Kota Konsumtif menjadikan pasar sebagai lumbung menyimpan barang kebutuhan pangan.
Digitalisasi pasar tradisional juga dinilai sebagai desain strategi percepatan pemulihan ekonomi sehingga bisa mewujudkan kesejahteraan bersama. Selain itu, penerapan digitalisasi pasar tradisional untuk mempersiapkan para pedagangnya dalam menghadapi persaingan di era disrupsi ini.
Seperti diketahui, saat ini pasar tradisional menghadapi kompetitor dalam wujud virtual, yakni pasar retail online baik melalui aplikasi media sosial, marketplace, maupun aplikasi digital lainnya.
"Kondisi ini akan memicu makin kerasnya hantaman yang akan dihadapi pasar tradisional ke depannya. Jika tidak segera melakukan transformasi, keberadaan komoditas dan pencapaian harga murah tidak pernah ketemu di antaranya karena tidak meratanya distribusi komoditas yang disebabkan kurangnya informasi bagi pedagang dan konsumen," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement