Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Teori Konspirasi Kaitkan Senjata Amerika yang Kontroversial dengan Gempa Dahsyat di Turki dan Suriah

Teori Konspirasi Kaitkan Senjata Amerika yang Kontroversial dengan Gempa Dahsyat di Turki dan Suriah Kredit Foto: Reuters/Sertac Kayar
Warta Ekonomi, Islamabad -

Korban tewas akibat gempa dahsyat dan puluhan gempa susulan yang mengguncang Turki dan Suriah terus meningkat. Gempa bumi pertama terjadi pada Senin (6/2/2023) pukul 04:17 dini hari waktu setempat dan pusat gempa berada di distrik Pazarcik di Provinsi Kahramanmaras.

Menurut United States Geological Service (USGS), gempa tersebut terjadi pada kedalaman sekitar 17,9 km (11 mil). Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) mengatakan besarnya 7,4 SR di dekat kota Kahramanmaras dan Gaziantep.

Baca Juga: Pakar Konstruksi Heran dengan Kekuatan Bangunan di Turki: Kalau Dilihat-lihat Kualitasnya Kelas...

Setidaknya 3.600 kematian dilaporkan di Turki, sementara lebih dari 1.600 orang kehilangan nyawa di Suriah. Korban tewas kemungkinan akan bertambah karena upaya penyelamatan sedang dilakukan untuk memulihkan orang-orang yang terperangkap di bawah reruntuhan ribuan bangunan yang rata dengan tanah selama gempa.

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengumumkan tujuh hari berkabung nasional di negaranya untuk para korban gempa. Para pemimpin dunia telah berjanji untuk mengirim bantuan setelah Turkiye mengeluarkan permintaan bantuan internasional.

Turkiye, sebelumnya Turki, terletak di salah satu kawasan yang aktif secara seismik dan lebih rentan terhadap bencana semacam itu. Negara berpenduduk sekitar 85 juta ini mengalami salah satu gempa terburuk pada tahun 1999 yang menewaskan lebih dari 17.000 orang.

Teori konspirasi

Di tengah situasi bencana, sebagian media sosial (medsos) sibuk menciptakan teori konspirasi yang mengisyaratkan keterlibatan manusia dalam gempa mematikan itu. Sejumlah video, yang menunjukkan sambaran petir pada saat gempa, diposting di media sosial yang mengklaim bahwa gempa itu dibuat secara artifisial. Beberapa pengguna percaya sambaran petir tidak normal pada gempa bumi.

Daily Pakistan, Selasa (7/2/2023), mengutip seorang pengguna medsos juga mengaitkan gempa dengan HAARP (Program Riset Auroral Aktif Frekuensi Tinggi) milik pusat penelitian Amerika Serikat mempelajari sifat dan perilaku ionosfer.

“Gempa di Turki terlihat seperti operasi hukuman (HAARP) oleh NATO atau AS melawan Turki. Video tersebut menunjukkan sambaran petir, yang tidak biasa terjadi pada gempa bumi, tetapi selalu terjadi pada operasi harpa," bunyi tweet tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: