Menteri Bahlil Sebut Indonesia Punya Daya Tarik Pikat Investor Asing, Ini Alasannya...
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan ada sejumlah daya tarik Indonesia menjadi negara tujuan investasi bagi investor asing.
"Apa sih, apa sih yang membuat Indonesia bisa masuk menjadi negara tujuan investasi? Yang hari ini saya katakan, (investasi di Indonesia) lagi bagus-bagusnya," ujar Bahlil, dalam webinar 'Can Indonesia Boost Investment Through Friendshoring?', Rabu (8/2/2023).
Bahlil mengungkapkan, alasan pertama yang menjadi daya tarik adalah karena stabilitas politik, hukum, dan kebijakan Indonesia yang cukup baik.
"(Dari sisi politik), kita jarang terjadi gejolak politik, seperti pergantian pemimpin setiap satu tahun, nggak ada. Kami tetap konsisten bahwa 5 tahun sekali kita lakukan," tutur Bahlil.
Kemudian, dari sisi hukum, pemberantasan korupsi juga sangat menjadi fokus di Tanah Air. Lalu, kata Bahlil, negara ini banyak melakukan berbagai macam reformasi regulasi dalam rangka memberikan cukup ruang yang kompetitif untuk investasi.
Baca Juga: Bahlil Bertekad Ingin Basmi Cebong Kampret di Tahun 2023, Pengamat: Memang Itu Tugas Bersama
Bahlil melanjutkan, alasan kedua adalah karena Indonesia menjadi negara dengan populasi terbesar di ASEAN dan keempat di dunia.
"Indonesia itu punya jumlah penduduk yang 43% dari total penduduk Asia Tenggara. Sangatlah tidak tepat kalau dunia menganggap bahwa populasi penduduk Asia Tenggara itu dari negara lain. Dan kita sudah mengatakan kita sesama Asia Tenggara saling mendukung," ujar Bahlil.
Ketiga, kata Bahlil, Indonesia berhasil mencetak penciptaan kelas menengah baru secara pesat dengan total lebih dari 100 juta orang.
"Ini adalah pasar yang besar, pasar yang sangat luar biasa sekali, yang bisa kita dorong untuk sampai dengan 2045 menuju Indonesia emas. Maka target kami pendapatan per kapita di atas 10.000 US Dollar," ungkapnya.
Berikutnya, Bahlil menyebut sumber daya alam Indonesia yang luar biasa melimpah juga menjadi salah satu daya pikat bagi investor asing.
"Kita mempunyai nikel terbesar di dunia, cadangan terbesar nikel di dunia dan juga potensi energi baru dan terbarukan (EBT)," jelasnya.
Terakhir, kata Bahlil, yakni karena Indonesia memiliki potensi cadangan karbon terbesar ketiga di dunia.
Baca Juga: 90 Investor Serius Minati Investasi di Proyek IKN Nusantara
"Sekali pun harganya masih di bawah dibandingkan negara-negara lain, tapi tidak seperti di Eropa yang pakai standar ganda, harga jual karbon mahal sementara di negara-negara berkembang dibuat harga murah," ucap Bahlil.
"Padahal, jika berbicara soal Green Energy untuk menurunkan emisi, jadi melihatnya kondisi ini agak sedikit tidak konsisten dalam penerapan terutama Paris Agreement Nomor 06," sambungnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement