Turki Lebih Disorot, Peneliti Miris Lihat Situasi yang Terjadi di Suriah karena...
Peneliti senior di Middle East Institute di Washington DC mengatakan Suriah, yang telah lumpuh akibat perang selama bertahun-tahun, paling tidak siap menghadapi gempa bumi dahsyat pada Senin (6/2/2023).
“Suriah barat laut, khususnya Idlib & Aleppo, telah menderita konflik brutal selama 12 tahun,” tulis Charles Lister, di Twitter, dilansir CNBC.
Baca Juga: 11 Ribu Jiwa Meninggal di Turki, Hampir 3.000 di Suriah
Daerah yang terkena dampak adalah rumah bagi ribuan pengungsi internal yang sudah hidup dalam kondisi memprihatinkan seperti tenda dan gubuk darurat, dengan sangat sedikit infrastruktur layanan kesehatan dan darurat yang dapat diandalkan.
“Lebih dari 65% infrastruktur dasar kawasan hancur atau rusak berat. Gempa malam ini tidak mungkin menghantam wilayah yang lebih rentan. Bencana mutlak," ungkapnya.
Gempa tersebut, yang berlangsung sembilan jam terpisah dan berkekuatan 7,8 di Turki dan 7,5 di Suriah pada skala Richter, menghancurkan sedikitnya 6.000 bangunan, banyak di antaranya masih ada orang di dalamnya.
Puluhan pemimpin dan organisasi dunia telah menjanjikan dukungan untuk Suriah dan Turki.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah mengaktifkan jaringan tim medis daruratnya “untuk memberikan perawatan kesehatan penting bagi yang terluka dan paling rentan terkena dampak gempa bumi yang melanda Turkiye dan Suriah.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Advertisement