Proptech Lamudi.co.id mencatat pertumbuhan minat pembelian properti online sebesar 9% per Desember 2022. Pertumbuhan itu terjadi meski suku bunga acuan Bank Indonesia berada pada 5,5%.
CEO Lamudi.co.id Mart Polman melihat capaian tersebut mengindikasikan adanya resiliensi konsumen Indonesia dalam kembali menghadapi tantangan naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia pada posisi 5,75%.
Perusahaan mencatat mayoritas dari minat pembelian ini berada pada segmen rumah dengan harga di bawah Rp600 juta. Golongan ini meliputi 75% dari total minat pembelian selama periode Juni hingga Desember 2022.
Baca Juga: Mantap! Penjualan Properti Tetap Moncer Meski Suku Bunga Acuan BI Naik
"Data ini mengindikasikan bahwa segmen rumah harga terjangkau memainkan peran besar dalam menopang pertumbuhan sektor properti pada kondisi ekonomi yang kurang mendukung," ujar Mart dalam keterangan tertulis, Kamis (9/2/2023).
Dari riset Lamudi.co.id, terlihat bahwa umumnya masyarakat yang mencari rumah terjangkau merupakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kelompok ini masih tergantung pada akses kepada KPR untuk pembelian rumah dan tersedianya rumah terjangkau.
"Sebagai upaya untuk menjaga pertumbuhan keberlanjutan sektor properti dua hal perlu diperhatikan oleh seluruh pemangku kepentingan yang bersangkutan, yaitu edukasi literasi finansial pada calon pembeli properti dan adanya supply memadai dari rumah terjangkau," tambah Mart.
Literasi finansial dalam aspek ini meliputi kemampuan untuk mengukur kesiapan finansial diri sebelum mengajukan KPR pada bank yang ditujukan, mempersiapkan syarat dokumen yang diperlukan, dan pengertian mengenai skema cicilan yang sesuai dengan tingkat pendapatan calon pembeli.
Dalam hal ini, pengembang, agen, dan bank perlu mengambil peran lebih dalam membantu edukasi calon pembeli dengan jasa konsultasi untuk mendorong kemungkinan diterimanya pengajuan KPR bank.
Selain itu, dari sisi suplai pengembang dan pemerintah dapat berkolaborasi dalam upaya meningkatkan akses kepada rumah terjangkau sebagai bagian dari program “Satu Juta Rumah” yang dikoordinasikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk meningkatkan akses perumahan pada MBR.
Dalam konteks ini, Mart menilai pengembang harus diberikan insentif untuk terus mengembangkan rumah harga terjangkau. Salah satunya dengan memberikan wadah bagi mereka untuk mempublikasikan proyek ke masyarakat Indonesia secara luas.
"Ini disebabkan peran mereka sangat besar dalam menghadirkan pilihan rumah yang beragam bagi masyarakat baik di tingkat nasional maupun regional," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti
Advertisement