Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan keberhasilan dari program Kartu Prakerja di Sidang ke-61 Commision for Social Development Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Airlangga menyampaikan bahwa Kartu Prakerja yang mulai sejak 2020 telah menghasilkan 16,4 juta penerima manfaat dari seluruh wilayah Indonesia. Sebanyak 51% di antaranya adalah perempuan dan 3% penyandang disabilitas.
“Dari mereka yang menganggur, sepertiga dari mereka kini bekerja, baik sebagai pemilik usaha kecil maupun sebagai karyawan,” katanya dalam keterangan resminya, Sabtu (11/2).
Dirinya menyatakan bahwa program yang merupakan misi kemanusiaan dengan pemberdayaan yang melibatkan pendidikan, ketenagakerjaan, dan kewirausahaan tersebut buka sekadar kebijakan. “Program ini tidak hanya efektif dalam memberikan hasil yang baik, tetapi juga dengan biaya yang efisien,” tambahnya.
Program tersebut pada awalnya dibuat untuk memberikan pelatihan dan meningkatkan kemampuan masyarakat, juga menjadi salah satu program bantuan sosial selama pandemi Covid-19. Setelah transisi pandemi menuju endemi Covid-19 atau pada 2023, Kartu Prakerja berjalan dengan skema normal dengan menyasar 1 juta penerima manfaat dengan total insentif sebesar Rp4,2 juta per orang.
Direktur UNESCO Institute for Lifelong Learning David Atchoarena memuji pemanfaatan perkembangan digital dalam pelaksanaan Kartu Prakerja dengan menyediakan pelatihan adalah hal yang baik dan inovatif terutama terkait pembelajaran dan pendidikan orang dewasa.
“Ini sekaligus membangun jembatan antara pendidikan formal dan informal. Teknologi menjadi ‘game changer’ terutama dalam memberikan tempat bagi platform digital untuk pengembangan keterampilan angkatan kerja,” katanya.
Ia menambahkan, pengalaman Kartu Prakerja patut ditiru negara-negara lain. Apa yang dilakukan Prakerja dinilai David sejalan dengan misi organisasi yang dipimpinnya yakni memberikan kesempatan pembelajaran seumur hidup.
Sementara itu Ketua Policy Working Group Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Elan Satriawan memaparkan, dari penelitian yang dilakukan Bank Dunia dan TNP2K, 96% penerima manfaat Kartu Prakerja mengaku puas dengan pelatihan yang diterima dan juga kecepatan pencairan insentif.
“Kartu Prakerja merupakan program pemerintah pertama di Indonesia dengan implementasi digital end-to-end dan pembayaran Government-to-Person (G2P) yang berpusat pada penerima manfaat,” kata Elan.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Purbasari menambahkan, Kartu Prakerja memberikan beasiswa kepada angkatan kerja yang bisa secara bebas memilih pelatihan online yang tersedia di mitra e-marketplace yang relevan dengan pasar kerja saat ini tanpa diskriminasi, karena dapat diakses oleh mereka yang berusia 18-64 tahun.
“Sebanyak 12% penerima berusia lebih dari 50 tahun, 19 persen adalah lulusan SMP,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait:
Advertisement