Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Said Didu Sebut Investasi Asing Indonesia Dipenuhi Investasi ‘Sampah’ dari China

Said Didu Sebut Investasi Asing Indonesia Dipenuhi Investasi ‘Sampah’ dari China Bendera nasional Tiongkok terlihat di Beijing, Tiongkok, 29 April 2020. | Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meski mengklaim investasi asing di Indonesia meningkat, nampaknya pemerintahan Presiden Jokowi harus mempertimbangkan lagi mengenai kualitas dari investor yang masuk. 

Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Muhammad Said Didu atau Said Didu mengatakan investasi di Indonesia dipenuhi oleh investasi dari China. 

Ia pun menyebut China sebagai negara yang menghindari masuk ke dalam negara-negara OECD atau Organization of Economic Co-operation and Development.

Baca Juga: Sudah Ada 'Tanda Alam', Pengamat Sebut Gibran Punya Potensi Besar Lanjutkan Kesuksesan Jokowi: Siap Melanjutkan

Untuk diketahui OECD ini adalah perkumpulan negara yang bertujuan untuk mempererat kerjasama ekonomi dan pembangunan. Said bahkan menambahkan OECD adalah negara-negara yang memberlakukan hukum dari negara asalnya. 

“Ya jadi maksudnya kalau Anda menyogok di negara lain, maka Anda juga akan dihukum di negara Anda sendiri,” kata dia melansir dari youtube channel Novel Baswedan, Senin (13/02/23).

“Nah kita tahu investasi yang masuk Indonesia sekarang itulah memang bukan negara OECD, jadi mohon maaf aja karena banyakkan dari China,” katanya. 

“Dan perlu diingat, Cina ini menghindari sama sekali masuk OECD. Akhirnya dia (China) juga berpikir loh yang dikasih karpet merah adalah negara yang tidak menghormati good corporate dan good governance jadi sangat-sangat mungkin demikian (korupsi),” jelasnya.

“Ditambah persepsi dari dua Menko yang menyatakan Operasi Tangkap Tangan (OTT) itu nggak perlu,” kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: