Dipicu Pengakuan Anies Baswedan, Modal Majunya Ahok Disorot Tajam: Kira-kira Pengembang Reklamasi...
Komisaris Pelni, Dede Budhyarto mematik kembali kontroversi lewat cuitannya terkait dengan utang yang dimiliki oleh Anies Baswedan.
Dirinya mengatakan bahwa pengakuan mantan menteri pendidikan tersebut telah membuat pendukungnya bingung dan kelimpungan dalam melakukan pembelaan.
Selain itu, Dede juga mengatakan bahwa utang tersebut merupakan utang yang paling brutal sepanjang sejarah Pilkada DKI Jakarta.
"Utang piutang Pilkada DKI paling brutal sepanjang sejarah membuat tim kampanye @aniesbaswedan kelimpungan," cuitnya dalam linimasa Twitternya, Senin (13/2/2023).
Namun bukannya mendapatkan dukungan, cuitan itu mendapat kritikan tajam, bahkan ada yang mempertanyakan modal yang digunakan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada DKI Jakarta.
"Emang ada pembiayaan Pilgub di buka ke publik ! Pingin tahu pembiayaan Pilgub Ahok! …kira2 ada pengembang reklamasi gak ya?," beber @BSipoel·
"Coba dibuka cagub dan capres lain agar bisa dilihat san dibandingkan kebrutalannya," cuit @kerenbangeet.
"Anies tidak merugikan Negara, mandiri tidak mau bantuan oligarki, Tidak juga merugikan cebong, tapi dasar kalau kedengkian sdh mendarah daging. Kebenaranpun dimatanya tetap salah," respons @EvanHijratus.
"Apapun jadi bahan fitnah..padahal sdh jelas dan terang menderang…tp kalau yg HATI BUSUK tak akan suka utk kebenaran dan harumnya kebenaran..," beber @abififa.
"Menjijikkan nih orang hidup dari buzerp brutal timses aja sok ngomong etika, ciri manusia otak kebencian bawaan lahir," respons @kellyrudi.
Baca Juga: Uang Rp50 Miliar Bukan Milik Sandiaga Uno, Perjanjian Utang Anies Baswedan Rekayasa?
"Sekelas komisari (pemberian) nyinyir mantan gubernur….Haddeeeeeuuhhhh…," beber @Bro_08112
Sebelumnya, bakal calon presiden usungan Partai NasDem, Anies Baswedan, angkat bicara terkait berhembusnya utang dirinya sebesar Rp50 miliar untuk biaya kampanye putaran kedua Pilkada DKI 2017 lalu.
Menurut Anies Baswedan, pada masa kampanye itu banyak banyak sekali penyumbang, ada yang diketahuinya dan tidak diketahuinya. Termasuk, beber mantan Gubernur DKI Jakarta ini, penyumbang memberikan langsung kepada relawan. "Kemudian, sebenarnya bukan pinjaman tetapi dukungan, yang pemberi dukungan ini meminta dicatat sebagai utang," beber
Anies menjelaskan, penyumbang itu memberi dukungan sebuah kampanye untuk perubahan dan kebaikan. Jika ia berhasil memenangkan pilkada bersama Sandiaga Uno, maka itu dicatat sebagai dukungan, bila kita tidak berhasil dalam pilkada, maka itu menjadi utang yang harus dikembalikan.
Anies mengungkapkan, dana tersebut bukanlah berasal dari Sandiaga Uno, tetapi yang bersangkutan sebagai penjamin. "Jadi itu dukungan, siapa penjaminnya? Yang menjamin Pak Sandi, jadi uangnya bukan dari Pak Sandi, itu ada pihak ketiga yang mendukung," jelas mantan Gubernur DKI Jakarta ini dalam kanal YouTube Podcast Merry Riana, dikutip FAJAR.CO.ID, Sabtu (11/2/2022).
Baca Juga: Anies Baswedan Ungkap Dirinya ‘Ngefans’ Hingga Puji Presiden Jokowi
Dia juga mengakui, ada surat pernyataan dirinya terkait utang tersebut. "Saya yang bertanda tangan dan dalam surat itu saya sampaikan apabila pilkada kalah, maka saya dan Pak sandiaga Uno berjanji mengembalikan. Apabila kami menang pilkada, maka ini dinyatakan sebagai bukan utang. Makanya ketika pilkada selesai, menang selesai," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement