Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Lima Alasan Mal Makin Sepi

Ini Lima Alasan Mal Makin Sepi Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejumlah pusat perbelanjaan atau mal memperlihatkan jumlah pengunjung yang makin lama makin sepi. Sebagian menduga sepinya mal disebabkan oleh popularitas e-commerce yang makin masif, sehingga belanja secara online lebih digemari daripada belanja offline.

Menurut laporan konsultan properti Colliers, tingkat okupansi mal di Jakarta pada 2021 turun 5% dibandingkan dengan 2020. Sementara dari 2021 ke 2022, tingkat okupansi mal turun sebesar 2%.

CEO dan Co-founder Corporate Innovation Asia (CIAS) Indrawan Nugroho mengungkap setidaknya terdapat lima alasan mengapa mal makin sepi pengunjung.

Baca Juga: Belajar dari Transmart, Gimana Cara Membuat Bisnis Retail Lebih Bergairah? Simak!

Mal Kurang Bisa Merespons Perubahan Perilaku Pengunjung

Serangan pandemi membuat perilaku pengunjung menjadi bergeser. Idealnya, mal perlu beradaptasi dengan perubahan gaya hidup pengunjung dari waktu ke waktu. 

Indra mengutip riset BCA Sekuritas yang menunjukkan bahwa 10 pusat perbelanjaan yang pengunjungnya menyusut adalah mal yang mengusung konsep lama. Di sisi lain, 10 mal yang tumbuh memukau adalah mal yang menerapkan konsep baru.

"Mal harus dapat menjadi hub koneksi sosial, karena hampir tiga tahun manusia di bumi tidak bisa berinteraksi secara bebas dan langsung," kata Indra.

Persaingan Mal Makin Ketat

Mal terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Angka pertumbuhan mal tercatat sebesar 3,4% tahun. Di 2023, setidaknya sudah ada enam mal baru yang terdaftar.

Kondisi pertumbuhan itu membuat persaingan mal makin ketat. Meski begitu, pertumbuhan mal juga mengindikasikan bahwa bisnis mal masih diminati.

Mal Lama Kalah Bersaing dengan E-Commerce

Tak dimungkiri, e-commerce memberikan dampak kepada bisnis mal. Mal yang terdampak oleh kehadiran e-commerce umumnya adalah mal ritel lama seperti Hero, Giant, dan sebagainya. Mereka kalah bersaing dengan e-commerce lantaran platform digital ini bisa memberikan harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga mal ritel.

Baca Juga: Anggaran Pilkada Serentak di Bali Capai Rp 456,9 Miliar Lebih

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: