Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DBS Group Research: Ekonomi RI Cukup Kuat Meski Dihantam Inflasi

DBS Group Research: Ekonomi RI Cukup Kuat Meski Dihantam Inflasi Kredit Foto: DBS
Warta Ekonomi, Jakarta -

DBS Group Research melaporkan kondisi ekonomi makro masih tergolong kuat di tengah tingginya tren angka inflasi dan ancaman resesi. Hal ini berkat adanya relaksasi pembatasan mobilisasi masyarakat di tengah menurunnya angka COVID-19.

Di sisi lain, Ekonom DBS Group Research Radhika Rao memprediksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 2023 akan bertahan di 5%, lebih rendah dari 5,4% pada 2022 lalu.

Adapun ekonomi Indonesia meningkat menjadi 5,7% secara tahunan pada kuartal ketiga 2022 dibandingkan dengan 5,4% pada kuartal sebelumnya. Baca Juga: DBS Prediksi Pola Konsumsi Masyarakat Bakal Bergeser di 2023 - 2024

"Pencapaian ini dipicu oleh pertumbuhan angka investasi, dorongan siklus dari harga komoditas yang tinggi, serta peningkatan permintaan akan restock dan dimulainya kembali kegiatan dalam sektor jasa," terang riset tersebut.

Lebih lanjut menurut Riset DBS, al ini membantu mengimbangi dampak penurunan pendapatan riil dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pemerintah juga memperluas subsidi angkutan umum daerah untuk meredam dampak kenaikan harga bahan bakar terhadap daya beli dan memberikan bantuan keuangan bagi rumah tangga berpemasukan menengah ke bawah.

DBS Group Research juga memprediksi bahwa pola konsumsi Indonesia pada 2023 dan 2024 akan melambat karena meningkatnya angka inflasi, bercermin dari pola inflasi pada 2013-2015 dan hasil survei konsumen Bank DBS Indonesia.

"Pada periode 2013-2015 terjadi kenaikan tajam akan harga BBM dan inflasi yang menyebabkan penurunan konsumsi dengan jeda sekitar enam bulan," terang riset tersebut yang diterima di Jakarta, Rabu (22/2/2023). Baca Juga: DBS Gandeng KreditPro Dukung UMKM Lewat Supply Chain Financing

Dalam mengubah pola konsumsinya, mayoritas responden memiliki kecenderungan untuk mendahulukan pengeluaran harian seperti belanja bulanan dan BBM, juga keperluan rumah tangga dibanding berlibur atau membeli baju.

"Selain itu, responden memilih alternatif produk yang lebih murah dalam kategori pengeluaran harian dan mengurangi frekuensi konsumsi pengeluaran non-pokok seperti rekreasi, makan di luar, dan pakaian," tulis riset itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: