Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jatuh Cinta Sama Sepak Terjangnya, Jokowi Kembali Usulkan Perry Warjiyo Pimpin BI

Jatuh Cinta Sama Sepak Terjangnya, Jokowi Kembali Usulkan Perry Warjiyo Pimpin BI Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden RI Joko Widodo mengusulkan sang petahana, Perry Warjiyo untuk kembali memimpin dan menjadi Gubernur Bank Indonesia (BI). Dalam Surat Presiden (Surpres) yang dikirim ke DPR kemarin, Kepala Negara secara resmi mengusulkan Perry sebagai calon Gubernur BI periode 2023-2028.

Perry saat ini menjabat sebagai Gubernur BI sejak tahun 2018 yang lalu dan akan menyelesaikan masa jabatannya yang sekarang di bulan Mei mendatang. Baca Juga: Didampingi Erick Thohir hingga Bahlil, Jokowi Turun Tangan Meninjau Langsung Pembangunan IKN

Keputusan Jokowi ini tidak mengagetkan. Dalam wawancara eksklusif dengan Rakyat Merdeka, Selasa (14/2/2023), Jokowi terkesan dengan sosok Perry karena bisa kompak dengan pemerintah dalam menjaga sektor moneter dan fiskal, sehingga Indonesia bisa selamat dari krisis ekonomi akibat pandemi dan krisis global.

Penilaian itu tidak berlebihan. Perry menjadi Gubernur BI pertama era reformasi yang akan menjabat dua periode berturut-turut. Dalam sejarah jabatan Gubernur BI, yang pernah dua kali menjabat adalah Rachmat Saleh. Di era orde baru. Perry termasuk extraordinary Gubernur. Yang paling lama menjabat dan berhasil membawa Indonesia melalui situasi sulit akibat pandemi dan kini krisis global. 

Kabar Presiden memilih kembali Perry sebagai Gubernur BI, dibenarkan oleh Ketua Banggar DPR Said Abdullah, tadi malam. Kata dia, DPR sudah menerima Surpres tentang calon Gubernur BI dari DPR. Dalam Surpres itu, Jokowi mengusulkan satu nama calon Gubernur BI, yaitu Perry Warjiyo.

"Tentu saja kami perlu mengamankan kebijakan presiden, sebab kami bagian dari kekuatan politik yang mendukung pemerintah," kata Said. 

Menurut Said, peran BI sangat strategis dalam menjaga tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah. Keduanya menjadi urusan penting. Inflasi tinggi bisa menjadi malapetaka pemerintahan, sebab berpengaruh langsung bagi hajat hidup rakyat banyak. "Gejolak rupiah bisa membuat runyam pasar keuangan dalam negeri," ungkapnya. 

Said mengakui, Perry sebagai sosok yang memiliki kemampuan dalam memimpin bank sentral di era sulit. Ia berharap, ke depan Gubernur BI harus tetap menjaga beberapa hal agar bisa menjalankan tugas menjaga sektor fiskal dan moneter.

Kabar dipilihnya Perry menutup peluang nama lain yang santer disebut menjadi Gubernur BI. Ketiganya adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, dan Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti. 

Anggota Komisi XI DPR, Puteri Anetta Komarudin menyambut baik keputusan Jokowi yang memilih kembali Perry sebagai calon Gubernur BI. Menurut politisi muda asal Partai Golkar ini, salah satu kriteria utama calon Gubernur BI adalah mampu menunjukkan kapasitas dan tekadnya untuk menjadi figur pemimpin yang dapat semakin meningkatkan performa BI.

"Bukan hanya mampu untuk menghadapi situasi perekonomian global yang penuh ketidakpastian, tetapi juga tetap mendorong performa pertumbuhan ekonomi kita yang sudah sangat baik ini secara berkelanjutan," kata Puteri, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam. Baca Juga: Kendalikan Inflasi, BI dan Pemerintah Sepakati 5 Langkah Strategis

Puteri menyampaikan, bank sentral perlu figur yang mampu menjaga kerja sama dengan anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) lainnya, seperti OJK, Kementerian Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan.

"Karena tentu diperlukan kebijakan yang kolaboratif dan terkoordinasi dari berbagai sisi, baik fiskal maupun moneter, serta dukungan dari industri, untuk terus mendorong ketahanan ekonomi Indonesia di tengah krisis global," paparnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: