Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menyatakan akan menyusun role model start up yang berpotensi melahirkan merek atau brand lokal tanah air.
Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Anggawira menilai bahwa kurangnya inovasi serta investasi pada pengembangan SDM merupakan dua dari banyak faktor lain penyebab start up besar kian kemari kian banyak yang gulung tikar.
Menurut pria yang akrab disapa AW ini, fenomena meningkatkan valuasi sejumlah start up di tanah air, untuk kemudian dijual kepada investor tidak hanya merugikan start up tersebut, namun berimbas kepada larinya kepemilikan merek start up kepada investor lain.
“Harusnya ada kesadaran si pemilik start up untuk berusaha naik kelas. Jadi tidak hanya sekadar meningkatkan valuasi perusahaan lalu dijual kepada investor lain yang kebanyakan dari luar negeri,” ungkapnya melalui keterangan tertulis Kamis (23/02/2023).
Baca Juga: HIPMI Jaya Usul Petinggi BUMD DKI Jakarta Diisi Orang Profesional
Menurutnya, tantangan-tantangan tersebut menjadi tugas tersendiri tidak hanya bagi pemerintah namun juga pada kelompok asosiasi pengusaha.
“Sudah 16 tahun perjalanan saya bersama HIPMI sampai pada di titik ini. Dengan kepercayaan lebih besar, tentu lebih besar pula tanggung jawabnya. Mengemban amanah sebagai Sekjen, kita sama-sama pastikan HIPMI terus memberikan penyadaran bahwa pentingnya berwirausaha menciptakan enterprenuer baru untuk terus naik kelas. Jangan hanya ketika valuasi naik, dijual lalu ditinggalkan. Ini yang akan kita ubah. Karena makin banyak enterpreneur baru bisa memberikan multiplier efek yang besar,” kata Anggawira.
Dia menambahkan, menciptakan enterprenueur baru juga bukan pekerjaan yang mudah dan tentu memerlukan dukungan banyak pihak. Misalnya dengan membuka keran fasilitas pembiayaan ke perbankan dan bermacam pinjaman lain pada industri keuangan.
“Dengan begitu, saya kira akan bisa berkembang. Di sisi lain, HIPMI juga terus menjadi inkubator lahirnya wirausahawan muda yang dipupuk sejak dini. Baik itu di kampus maupun sektor informal lainnya,” ungkapnya.
Anggawira menilai, dalam rangka penguatan ekonomi masih dibutuhkan kolaborasi memberikan akses yang besar berdasarkan kemampuan pengusaha. “Di sisi lain, digitalisasi terus kita dorong artinya digitalisasi ini salah satu instrumen untuk terus berinovasi sehingga adaptif terhadap perusahaan,” pungkasnya.
Seperti yang kita ketahui, Presiden Joko Widodo baru melantik pengurus BPP HIPMI masa bakti 2022-2025 pada Senin (20/01) dengan Ketua Umum Akbar Himawan Buchari, Sekretaris Jenderal HIPMI Anggawira, dan Bendahara Umum Reynaldo Bryan Allo.
Selain menjabat sebagai Sekjen BPP HIPMI, Anggawira juga aktif sebagai Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indoensia (Aspebindo), Wakil Kepala Britek Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement