Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Media Amerika: Wanita ISIS Memaksa Anak Laki-Laki untuk Menghamili Mereka

Media Amerika: Wanita ISIS Memaksa Anak Laki-Laki untuk Menghamili Mereka Kredit Foto: Reuters/Ali Hashisho
Warta Ekonomi, Washington -

Para wanita pengikut ISIS yang ditahan di kamp-kamp penahanan Suriah telah memaksa anak laki-laki berusia 13 tahun untuk menjadi budak seks untuk menghamili mereka dan membantu meningkatkan populasi "kekhalifahan", Daily Beast melaporkan pada Kamis (23/2/2023).

Sedikitnya sepuluh anak laki-laki di Kamp al-Hawl di timur laut Suriah diwajibkan untuk melakukan hubungan seksual dengan puluhan perempuan, kata media AS tersebut, mengutip pejabat Pasukan Pertahanan Suriah (SDF) yang tidak disebutkan namanya.

Baca Juga: Yah, Puluhan Napi ISIS Lepas Gara-gara Gempa Ikut Guncang Suriah

Pemerintah Suriah telah menahan sekitar 8.000 perempuan dan anak-anak yang berafiliasi dengan ISIS sejak kekalahan kelompok teroris tersebut pada tahun 2019. Anggota ISIS pria dewasa ditahan di kamp-kamp terpisah.

"Kami dipaksa berhubungan seks dengan wanita ISIS, untuk menghamili mereka," kata dua remaja yang diidentifikasi sebagai Ahmet (13) dan Hamid (14), kepada seorang penjaga di Camp al-Hawl.

"Bisakah kamu mengeluarkan kami dari sini?" Salah satu anak laki-laki diharuskan berhubungan seks dengan delapan wanita ISIS hanya dalam beberapa hari.

Pasukan keamanan, dikutip Daily Beast, membenarkan bahwa remaja laki-laki di Camp al-Roj, juga di timur laut Suriah, telah mengalami eksploitasi serupa.

Bahkan, salah satu anak laki-laki itu pingsan dan dirawat di rumah sakit setelah diberi zat mirip Viagra untuk membuatnya tampil. Para ibu di al-Roj, yang berusaha melindungi putra mereka dari perbudakan seksual, telah memohon otoritas kamp untuk memindahkan putra mereka ke pusat rehabilitasi.

Pejabat pertahanan Suriah baru-baru ini mengadopsi kebijakan memindahkan anak laki-laki yang telah mencapai pubertas ke fasilitas rehabilitasi tersebut, di mana mereka menerima konseling anti-ekstremisme dan dipersiapkan untuk reintegrasi ke dalam masyarakat.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam kebijakan tersebut minggu lalu, menyebutnya "melanggar hukum" dan menyarankan agar mereka "dihilangkan secara paksa" atau dijual.

Banyak wanita ISIS telah menolak repatriasi ke negara asal mereka untuk diri mereka sendiri dan anak-anak mereka. Lainnya, seperti "pengantin ISIS" Shamima Begum dari Inggris, dicabut kewarganegaraannya dan dilarang kembali.

Pejabat SDF mengatakan banyak wanita hamil di kamp, meskipun pemerintah Damaskus tidak mengetahui jumlah pastinya.

Beberapa melahirkan secara rahasia dengan harapan meningkatkan populasi Negara Islam, yang mereka yakini akan dibangun kembali ketika laki-laki mereka tiba untuk mengeluarkan mereka dari kamp.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: