Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Megawati Heran Ibu-Ibu Doyan Pengajian, Eh Kena Balasan Skakmat: Dari kecil Hidup di Istana, Krisis Empati

Megawati Heran Ibu-Ibu Doyan Pengajian, Eh Kena Balasan Skakmat: Dari kecil Hidup di Istana, Krisis Empati Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, kembali membuat pernyataan kontroversial yang membuat publik geram. Setelah masalah minyak goreng, kini Megawati menyenggol ibu-ibu pengajian.

Dalam pidatonya di acara seminar nasional Pancasila, Megawati mempertanyakan mengapa ibu-ibu senang sekali pengajian sampai harus meninggalkan anak di rumah. Pertanyaan tersebut pun lantas mendapat balasan skakmat dari pengamat politik, Chusnul Mar'iyah.

Baca Juga: Perkara Ibu-ibu Pengajian, Mamah Dedeh Hingga Rocky Gerung Heran Sama Megawati: Ibu Butuh Dukungan Wong Cilik yang Muslim Kan?

Chusnul menjelaskan, salah satu yang perlu dicermati ialah bagaimana penerimaan publik terhadap pernyataan Megawati mengenai ibu-ibu pengajian tersebut. Menurutnya, publik menganggap bahwa pernyataan Megawati itu menyerang agama, yakni agama Islam. Padahal, tegas Chusnul, sebagai negarawan, putri Soekarno tersebut seharusnya memahami bahwa secara konstitusi negara menjamin kemerdekaan warga negara dalam beribadah sesuai agamanya, termasuk melalui pengajian.

"Publik menganggap ini adalah agama yang diserang, agama Islam yang diserang. Ini yang saya baca mengenai bagaimana publik bereaksi," pungkas Chusnul dalam YouTube tvOneNews bertajuk "Lupa Anak karena Sering Ikut Pengajian, Apa Maksud Mega?" disimak pada Senin, 27 Februari 2023.

Baca Juga: Megawati Pertanyakan Ibu-ibu Hobi Datang ke Pengajian, Begini Jawaban Salah Satu Ustaz: Kasihan... di Usia Itu Masih Belum Tahu Jawabannya

Lebih lanjut, Megawati yang bukan sekali ini saja mengalami slip of the tongue, dinilai minim rasa empati, terutama terhadap perempuan. Chusnul pun menilai bahwa kurangnya empati tersebut tidak lepas dari Megawati yang sejak kecil sudah hidup di lingkungan Istana.

"Ini bukan yang pertama. Jadi empati terhadap isu perempuan sepertinya kurang di dalam konteks ini. Ya mungkin karena (Megawati) dari kecil hidup di Istana, jadi kadang-kadang kurang memiliki empati," tegasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Advertisement

Bagikan Artikel: