Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anggota Uni Eropa Blak-blakan Dukung Proposal Damai China, Alasannya Logis Nih

Anggota Uni Eropa Blak-blakan Dukung Proposal Damai China, Alasannya Logis Nih Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Warta Ekonomi, Budapest -

Pemerintah Hungaria mendukung rencana perdamaian Beijing untuk konflik yang sedang berlangsung di Ukraina, kata Perdana Menteri Viktor Orban kepada parlemen, Senin.

Rencana 12 poin yang dirilis oleh pemerintah China minggu lalu menyerukan untuk melanjutkan pembicaraan damai dan menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua negara sambil mengutuk sanksi-sanksi sepihak.

Baca Juga: Menhan Rusia Ungkap Peran Penting Senjata, Ukraina Siap-siap Dengar!

"Kami juga menganggap rencana perdamaian China penting dan mendukungnya," kata Orban kepada para anggota parlemen, seperti dikutip RT.

Dalam pidatonya yang berdurasi setengah jam, Orban bersikeras bahwa konflik yang sedang berlangsung "buruk bagi Ukraina, Rusia, Hungaria, Eropa, dan semakin jelas bahwa konflik ini buruk bagi seluruh dunia."

Perdana menteri kemudian menegaskan bahwa Budapest harus tetap berada di luar konflik, seperti yang telah diputuskan melalui "konsultasi nasional."

Perdana menteri juga mengkritik beberapa partai oposisi yang tampaknya terlalu bersemangat dalam mendukung Kiev sampai-sampai mereka hampir tidak bisa membedakan antara Ukraina dan Hungaria, namun ia mengatakan bahwa ia setuju bahwa seharusnya ada sebuah negara di antara Rusia dan Hungaria.

"Kami menghormati Ukraina, kami membantu Ukraina," kata Orban, sambil menambahkan bahwa "kepentingan Ukraina tidak akan pernah bisa mendahului kepentingan Hungaria."

Ia juga mengakui bahwa Ukraina kemungkinan besar akan bergabung dengan NATO "cepat atau lambat", seraya menyatakan bahwa perluasan lebih lanjut blok tersebut ke arah timur "harus dipertimbangkan kembali ribuan kali."

Pada saat yang sama, Orban mendukung aksesi Swedia dan Finlandia ke NATO. Ia juga menggambarkan blok militer tersebut sebagai penjamin keamanan, sambil mengakui bahwa ia tidak antusias dengan semua hal yang terjadi di dalam NATO.

Sementara itu, para pendukung Kiev di Barat telah menepis proposal Beijing. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa China tidak "memiliki banyak kredibilitas" dalam masalah ini karena menolak untuk mengutuk tindakan Rusia dan bergabung dengan sanksi-sanksi Barat.

Moskow sebelumnya menyambut baik upaya-upaya China yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik yang sedang berlangsung melalui cara-cara damai.

Namun, pada hari Minggu lalu, Kremlin mengatakan bahwa mereka tidak melihat adanya kesempatan untuk penyelesaian politik atas konflik saat ini.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky baru-baru ini menyatakan bahwa "tidak ada yang perlu dibicarakan" dengan Rusia dan "tidak ada seorang pun" di Moskow yang bisa diajak bicara oleh Kiev.

Pernyataannya ini muncul di tengah-tengah laporan mengenai upaya-upaya yang dilakukan oleh para pendukungnya di Barat, termasuk Perancis, Jerman dan Inggris, untuk mendorong Ukraina untuk terlibat dalam pembicaraan dengan Rusia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: