Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PLN EPI Targetkan Suplai 10 Juta Ton Biomassa pada 2025

PLN EPI Targetkan Suplai 10 Juta Ton Biomassa pada 2025 Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) Iwan Agung Firstantara menargetkan pada tahun 2025 perusahaan akan dapat menyuplai 10 juta ton biomassa kepada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

"Tahun ini kami targetkan ada suplai 1,08 juta ton biomassa ke PLTU dan nanti akan meningkat 10 juta ton di tahun 2025," ujar Iwan dalam acara Press Briefing, Selasa (28/2/2023). 

Iwan mengatakan untuk mencapai hal tersebut memerlukan upaya yang luar biasa. Pasalnya pada saat ini Indonesia juga bersaing dalam mendapatkan bahan tersebut dengan beberapa negara lain.

Baca Juga: PLN EPI Pastikan Pasokan Bahan Bakar Pembangkitan PLN Aman

"Sekarang kita juga berebutan dengan luar negeri, ternyata cangkang sawit, sekam padi, sodash laku dijual di Korea, Jepang, kita rebutan dan kita berusaha agar kebutuhan biomassa bisa terpenuhi," ujarnya. 

Lanjutnya, besarnya target yang ditetapkan untuk menyuplai biomassa tersebut dilakukan sebagai salah satu komitmen perusahaan dalam rangka menuju net zero emission (NZE) pada 2060.

Iwan menginginkan agar nantinya PLTU tidak hanya sekadar memanfaatkan batu bara saja, tetapi dapat dicampur dengan biomassa dan menjadi energi baru dan terbarukan (EBT). 

"Kita bisa mengganti 3,5,10 hingga 30 persen dari kompisisi batu bara ynag harus dibakar di-boiler dengan biomassa, apakah itu dengan sodash, apakah itu dengan wood yang sudah dicacah ataukah dengan sekam, bonggol jagung, cangkang sawit, semua kita coba masukan ke dalam penelitian," ucapnya.

Sebagaimana diketahui, sampai dengan saat ini PLN sudah melakukan co-firing biomassa di 52 PLTU yang tersebar di seluruh Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: