Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Elon Musk Kasih Kode Mau Bikin Saingan ChatGPT, Sampai Cari Bantuan dari Pakar AI!

Elon Musk Kasih Kode Mau Bikin Saingan ChatGPT, Sampai Cari Bantuan dari Pakar AI! Kredit Foto: Instagram/Elon Musk
Warta Ekonomi, Jakarta -

Miliarder Elon Musk akan membuat saingan chatbot ChatGPT OpenAI yang sedang viral. Musk dilaporkan sedang mencari bantuan dari pakar kecerdasan buatan untuk menciptakan alat saingan tersebut.

Musk diketahui telah mendekati beberapa peneliti AI, termasuk Igor Babuschkin, yang baru-baru ini keluar dari unit DeepMind AI Alphabet, menurut situs berita The Information.

Mengutip New York Post di Jakarta, Rabu (1/3/23) dikatakan bahwa ini akan menjadi sebuah proyek AI-center baru yang akan menampilkan chatbot dengan lebih sedikit pembatasan ucapan serta dapat diintegrasikan ke dalam Twitter yang baru saja dibeli Musk.

Baca Juga: Aduh Ngeri! Elon Musk Diperingatkan Media Milik Pemerintah China, Gara-Gara Ini Bikin China Marah Besar!

Langkah itu dilakukan karena Musk mengkritik OpenAI. Musk memutuskan hubungan dengan OpenAI pada tahun 2015 karena ketidaksepakatan dengan kepemimpinan atas status nirlaba entitas tersebut.

Dalam tweet baru-baru ini, Musk menyesalkan bahwa OpenAI melatih AI untuk "dibangunkan". Dia mengkritik OpenAI karena memfilter konten berbahaya dari data agar ChatGPT tidak terlalu kejam, seksis, dan rasis. Sehingga dikhawatirkan algoritme yang mendukung ChatGPT bias terhadap kelompok yang terpinggirkan.

Musk pun mengisyaratkan perlunya chatbot yang akan menyaingi ChatGPT dan chatbot buatan Microsoft.

Awal bulan ini, seorang pengguna Twitter memposting tangkapan layar obrolan dengan Bing di mana bot tersebut menolak untuk menceritakan lelucon dalam gaya Dave Chappelle karena komentar "ofensif" dan "tidak sensitif" komedian itu tentang kelompok tertentu.

Bing menulis bahwa humor harus menyenangkan dan inklusif, tidak menyakitkan dan memecah belah.

Itu mendorong Musk untuk menjawab: "Yang kami butuhkan adalah TruthGPT."

Sejak peluncuran "Twitter 2.0", Musk telah membatalkan larangan beberapa tokoh kontroversial, termasuk mantan Presiden Donald Trump, penulis Jordan Peterson, dan situs berita satir Babylon Bee.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: