Tumpangi Pesawat SpaceX, Astronaut Arab Pertama Meluncur ke Luar Angkasa
Perusahaan jelajah antariksa SpaceX menerbangkan empat astronaut ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk NASA pada Kamis (2/3/2023).
Keempat astronaut itu termasuk astronaut pertama dari negara Arab ke ISS, yakni Uni Emirat Arab yang akan ikut dalam perjalanan luar angkasa dan tinggal di ISS selama berbulan-bulan.
Baca Juga: Maruf Amin Ungkap Investasi Arab Saudi di Indonesia Menurun
Roket Falcon melesat dari Kennedy Space Center pada Kamis (2/3/2023) tengah malam. Sekitar 80 penonton dari Uni Emirat Arab menyaksikan dari lokasi peluncuran saat astronaut Sultan al-Neyadi meluncur dalam misi enam bulannya. Sultan al-Neyadi menjadi orang Emirat kedua yang terbang ke luar angkasa.
Di belahan dunia lain di Dubai dan tempat lain di seluruh UEA, sekolah dan kantor berencana untuk menyiarkan peluncuran ke luar angkasa ini secara langsung. Astronaut ini mengendarai kapsul Naga yang akan tiba di stasiun ruang angkasa ISS pada Jumat (3/3/2023)
Sementara itu, astronaut lainnya yang diterbangkan yakni astronaut AS, Stephen Bowen dari NASA, merupakan pensiunan Angkatan Laut armada kapal selam yang sudah mencatat tiga penerbangan pesawat ulang-alik, dan Warren "Woody" Hoburg, mantan ilmuwan riset di Massachusetts Institute of Technology. Selain itu, kosmonot dari Rusia, Andrei Fedyaev juga ikut serta dalam penerbangan.
"Selamat datang di orbit," SpaceX Launch Control mengirim radio, mencatatkan peluncuran kembali, setelah empat tahun uji penerbangan orbit kapsul pertama. "Jika Anda menikmati perjalanan Anda, tolong jangan lupa beri kami lima bintang," pesan dari radio control.
Upaya pertama untuk peluncuran misi ini sempat dibatalkan pada Senin pada menit terakhir karena filter yang tersumbat di sistem pengapian mesin. “Mungkin butuh dua kali, tapi itu sepadan dengan perjalanannya,” kata Bowen.
Para astronaut yang diluncurkan ini, mereka akan menggantikan kru AS-Rusia-Jepang yang telah berada di ISS sejak Oktober. Penghuni stasiun lainnya adalah dua orang Rusia dan seorang Amerika yang tinggal enam bulan. Mereka tinggal dua kali lebih lama dari misi yang seharusnya karena kapsul Soyuz yang bocor. Sedangkan pengganti Soyuz tiba akhir pekan lalu.
Astronaut UAE, Al-Neyadi, seorang insinyur komunikasi, bertugas sebagai pendukung astronaut Emirat pertama, Hazzaa al-Mansoori, yang mengendarai roket Rusia ke stasiun luar angkasa pada tahun 2019 untuk kunjungan selama seminggu. Negara kaya minyak ini harus membayar mahal kursi al-Neyadi di penerbangan SpaceX.
Dia berterima kasih kepada semua orang dalam bahasa Arab dan kemudian bahasa Inggris begitu mencapai orbit. “Peluncurannya luar biasa. Luar biasa,” katanya.
Menteri UEA untuk pendidikan publik dan teknologi canggih, Sarah al-Amiri, mengatakan misi panjang itu “memberi kami tempat baru untuk sains dan penemuan ilmiah bagi negara.”
“Kami tidak ingin hanya pergi ke luar angkasa dan kemudian tidak melakukan banyak hal di sana atau tidak memberikan dampak,” kata direktur jenderal pusat luar angkasa UEA di Dubai, Salem al-Marri.
Emirates sudah memiliki pesawat ruang angkasa yang mengorbit Mars, dan sebuah mini rover menumpang ke bulan dengan mesin pendarat milik Jepang. Sementara saat ini, dua astronaut UEA baru sedang berlatih dengan pilihan astronaut terbaru NASA di Houston.
Pangeran Saudi Sultan bin Salman adalah orang Arab pertama di luar angkasa, yang meluncurkan pesawat ulang-alik Discovery pada tahun 1985. Dia diikuti dua tahun kemudian oleh astronaut Suriah Muhammed Faris, yang diluncurkan oleh Rusia. Keduanya berada di luar angkasa selama sekitar satu minggu.
Al-Neyadi akan bergabung musim semi ini dengan dua astronaut Saudi yang pergi ke stasiun luar angkasa dengan penerbangan SpaceX pribadi singkat yang dibayar oleh pemerintah mereka.
“Ini akan sangat menarik, sangat menarik” memiliki tiga orang Arab di luar angkasa sekaligus, katanya minggu lalu. “Wilayah kami juga haus untuk belajar lebih banyak.”
Dia mengambil banyak kurma untuk dibagikan dengan rekan-rekannya, terutama selama Ramadhan, bulan suci umat Islam yang dimulai bulan ini. Adapun mengamati Ramadhan di orbit, dia mengatakan puasa tidak wajib karena bisa membuatnya lemah dan membahayakan misinya.
Bowen, yang pemimpin kru, mengatakan keempatnya telah menyatu dengan baik sebagai satu tim meskipun ada perbedaan di antara negara mereka. Bahkan dengan ketegangan perang di Ukraina, AS dan Rusia terus bekerja sama di stasiun luar angkasa dan bertukar kursi di wahana di sana.
“Sungguh luar biasa memiliki kesempatan untuk terbang bersama orang-orang ini,” kata Bowen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement