Cara Agar Perempuan Juga Kaya, Coba Investasi yang Satu Ini!
Lantas, jika ingin berinvestasi, sebaiknya perempuan berinvestasi apa ya?
Kebanyakan perempuan takut berinvestasi karena khawatir kehilangan uang. Namun, perlu dipahami bahwa semua investasi memiliki risiko tetapi risiko tersebut dapat dimitigasi, mulai dari risiko terkecil hingga risiko yang meningkat.
Tapi harus dipahami bahwa semakin tinggi risiko, semakin tinggi pula potensi imbal hasil. Jadi, harus dipikirkan soal investasi karena sejalan dengan inflasi. Terlebih, semakin besar nominal yang diinvestasikan, semakin besar pula nominal yang menggulung. Berikut tips berinvestasi dari Prita Ghozie:
1. Pemula sebaiknya berinvestasi dari entry point yang benar
Semua investasi di pasar modal pastinya mengandung risiko, tetapi jangan sampai FOMO atau Fear of Missing Out alias ikut-ikutan. Oleh karena itu, memilih reksa dana saham di awal adalah pilihan yang bijaksana.
2. Melihat potensi keuntungan
Berinvestasi di saham secara langsung memang memberikan cuan yang sangat besar dan cepat, tetapi dengan risiko yang juga tinggi. Namun, reksa dana saham bisa memberikan hasil yang lebih stabil dan tetap optimal untuk memenuhi kebutuhan kita.
3. Jangan pilih yang ribet
Untuk perempuan yang sudah memiliki banyak hal yang harus diurus, seperti sekolah anak dan lain sebagainya, maka instrumen investasi yang paling cocok adalah reksa dana saham atau bisa juga Exchange Traded Fund. Sementara untuk perempuan yang sudah paham investasi dan suka analisa, bisa langsung berinvestasi di saham.
4. Cara memilih emiten
Berinvestasi di saham harus memahami dan menganalisa saham itu sendiri, mulai dari cara valuasi, fundamental dan teknikal. Namun, jika masih pemula, terjunlah ke reksa dana saham.
5. Biaya modal dan biaya tambahan
Reksa dana saham memiliki biaya beli, biaya jual dan biaya manajemen. Sementara untuk pembelian saham secara langsung terdiri dari biaya jual dan biaya beli.
Untuk perempuan yang ingin berinvestasi saham secara langsung, kita harus bisa menetapkan berapa harga wajar saham yang mau kita beli atau valuasi. Setelah valuasi tersebut, barulah target price atau harga yang mau kita tuju saat membeli.
Jadi, kita hanya akan membeli saham di saat harganya berada di bawah target price dan menjualnya di atas target price. Selain itu, kita juga harus paham bahwa setiap saham memiliki karakter yang berbeda-beda. Karena itulah perlu untuk memiliki trading plan yang berisikan kapan kita akan profit taking dan kapan untuk cutloss. Itulah mengapa kita harus mampu menganalisa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait:
Advertisement