Secepat Kilat Menyalahkan Anies Baswedan Soal Tragedi Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, PSI dan PDIP Disebut Tak Memiliki Empati
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan PDI Perjuangan (PDIP) disebut tak memiliki empati terkait tragedi kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang menewaskan sejumlah warga sekitar.
Hal ini karena PSI dan PDIP dianggap hanya membuat gaduh dengan menyalahkan Anies Baswedan dan memperkeruh suasana.
“Kita harus jadi bagian dari solusi bukan bagian dari masalah dan memperkeruh masalah, PSI dan PDIP 11-12,” Jelas pemerhati politik dan pegiat media sosial, Saeful Zaman, dikutip dari kanal Youtube miliknya, dikutip Selasa (7/3/23).
Untuk diketahui, PSI dan PDIP menyalahkan Anies Baswedan karena menganggap Anies bertanggung jawab pada pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) warga sekitar Depo Pertamina Plumpang yang jika dikaitkan menurut versi PSI dan PDIP, Anies bertanggung jawab pada hilangnya nyawa sejumlah warga.
Kelakuan PSI dan PDIP ini menurut Saeful hanya merunyamkan suasana karena hanya menyalahkan pihak-pihak tertentu dan tak menghadirkan solusi.
“Mereka langsung saja membuat Anies sebagai sasaran tembaknya, memang tampak PDIP dan PSI tidak punya empati,” ujarnya.
“Bukannya mencari jalan keluar ini malah mengeruk-eruk ini masalah siapa,” tambahnya.
Sebelumnya, Politisi PDIP Gilbert Simanjuntak menyebut Anies harus bertanggung jawab karena memberikan IMB kepada warga yang dekat dengan Depo tersebut.
"Izin mendirikan bangunan yang dikeluarkan Anies sewaktu menjabat membuat persoalan bertambah rumit karena terlihat lebih mementingkan terpilih jadi gubernur dengan janji kampanye walau harus menabrak aturan. Kesalahan ini tidak sepatutnya berulang," kata Gilbert dikutip dari laman detik.com, Selasa (7/3/23).
Politisi PSI yang juga Sekretaris Fraksi DPRD DKI Jakarta William A juga menyoroti Anies yang menerbitkan IMB.
“Harusnya Pak Anies mengajak warga untuk pindah ke lokasi yang aman, ini malah dikasih IMB. Ini pembelajaran penting, pemimpin harus punya ketegasan, jangan cuma mau ambil kebijakan yang enak didengar tapi bisa mencelakakan masyarakat,” ujarnya dikutip dari laman tempo.co, Selasa (7/3/23).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement