Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Banyak Daerah Belum Paham Pentingnya IKK, Perpusnas Gelar Sosialisasi Pedoman Penyusunan IPLM-TGM

Banyak Daerah Belum Paham Pentingnya IKK, Perpusnas Gelar Sosialisasi Pedoman Penyusunan IPLM-TGM Kredit Foto: Perpusnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengukuran Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan Tingkat Gemar Membaca (TGM) bukan hanya menjawab Indikator Kinerja Kunci (IKK) urusan perpustakaan, melainkan juga mengantarkan pada capaian yang ditargetkan pemerintah. Sayangnya, belum banyak daerah yang paham kehadiran IKK dan formulasi pengukurannya.

"Kami menduga terjadi misleading. Artinya, sebagian daerah tidak menurunkan target RPJMN ke dalam RPJMD sehingga perhatian terhadap perpustakaan, budaya gemar membaca, dan literasi kurang maksimal," imbuh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Adin Bondar, pada kegiatan Sosialisasi Pedoman Penyusunan IPLM dan TGM dan Bimtek Pengukuran Indikator Kinerja Kunci Urusan Perpustakaan di Jakarta, Rabu (8/3/2023).

Baca Juga: Kehadiran Gedung Perpustakaan, Wujudkan Masyarakat Literat

Pengukuran IPLM dan TGM merupakan alat baku standar yang memudahkan dalam penyusunan pemetaan kondisi dan perkembangan jenis perpustakaan, kegemaran membaca masyarakat di daerah. 

Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengakui, alat ukur IPLM dan TGM masih terus dalam penyempurnaan agar daerah bisa melakukan praktik atau perhitungan secara mandiri.

"UNESCO hingga kini belum resmi mengeluarkan definisi alat ukur baku pembangunan literasi dan kegemaran membaca sehingga banyak terjadi perbedaan dalam metode atau cara mengukur IPLM dan TGM," ujar Syarif Bando.

Kepala Perpusnas menegaskan bahwa perpustakaan berperan strategis dalam mencapai tujuan bangsa. Selain itu, dampak dari keberadaan perpustakaan tidak hanya pada aspek ekonomi, tapi juga dari berbagai aspek.

Contohnya, program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang hingga saat ini sudah memberikan dampak kesejahteraan kepada lebih dari 2 juta orang. TPBIS merupakan bentuk transfer knowledge (alih pengetahuan), paradigma baru perpustakaan yang menjadikan perpustakaan sebagai ruang belajar masyarakat, berpikir kreatif, dan inovatif. 

Ketika masyarakat sudah dibekali pengetahuan ilmu terapan dan pembekalan praktik yang cukup, mereka diharapkan mampu melakukan kemandirian ekonomi yang membuka lapangan kerja. Jadi, literasi bukan sekadar bisa baca-tulis, tapi bagaimana pengetahuan, pengalaman, dan keahlian (life skill) dengan proses pendampingan oleh perpustakaan bisa diaplikasikan secara mandiri dan berdaya guna bagi masyarakat.

"Negara yang memiliki literasi tinggi mempunyai income per kapita yang tinggi pula," tandas Kepala Perpusnas.

Sosialisasi Pedoman Penyusunan IPLM dan TGM dan Bimtek Pengukuran Indikator Kinerja Kunci Urusan Perpustakaan diselenggarakan secara hybrid dengan menghadirkan ratusan peserta dari berbagai daerah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: