Terdampak Ketidakpastian Global, Dana Kelolaan Allianz Indonesia Merosot 4,6% di 2022
Lebih lanjut katanya, pada semester pertama 2023 masih terdampak dari pengetatan kebijakan moneter secara global yang cukup agresif sepanjang 2022. Potensi kenaikan suku bunga global tidak lagi seagresif tahun lalu, sehingga dapat memberikan harapan pada kondisi ekonomi ke depannya.
Optimisme pada ekonomi Indonesia berbasis dari fundamental ekonomi Indonesia yang cukup solid. Berdasarkan APBN 2023, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 dapat tumbuh hingga 5,3%. Untuk nilai tukar, ditargetkan berada pada kisaran Rp14.800 per dolar AS dan inflasi 3,6%. Proyeksi tersebut dinilai cukup realistis dengan mempertimbangkan pemulihan ekonomi yang dalam jangka menengah hingga panjang masih akan bergantung pada arah inflasi global, harga komoditas, dan efektivitas kebijakan moneter serta fiskal pemerintah.
Dengan situasi tersebut, Ni Made bilang, dalam mengelola fund dan menghadapi tantangan yang mengikuti kondisi pasar, Allianz Indonesia menerapkan strategi dinamis dengan memperhatikan kondisi makro dan mikro ekonomi, serta pasar modal domestik maupun global. Baca Juga: Bersiap Spin Off, Allianz Tunjuk Eks Bos Bank Muamalat Nahkodai Allianz Life Syariah
“Dengan dinamisnya kondisi di pasar lokal maupun global, kami selalu menghimbau nasabah untuk melakukan tinjau ulang polis secara rutin. Tujuannya adalah untuk melihat kembali tujuan, jangka waktu, serta toleransi risiko atas investasi yang terdapat pada polis asuransi jiwa yang dimiliki nasabah. Pilihan investasi sesuai profil risiko, jangka waktu dan alokasi asset yang tepat akan dapat membantu untuk memaksimalkan imbal hasil yang dapat dihasilkan oleh instrument investasi yang dipilih," tutup Ni Made.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Advertisement