China memiliki reputasi sebagai negara dengan siswa-siswa yang cerdas, kompetitif, dan disiplin. Tingkat literasi anak muda di kota Beijing bahkan mencapai 99,4% yang menunjukkan keunggulan mereka dalam bidang pendidikan.
Lalu, apa yang membuat banyak siswa di China berprestasi dan unggul? Bagaimana sistem pendidikan di China berbeda dengan sistem pendidikan di Indonesia?
Baca Juga: Sukses Berbisnis Sarang Burung Walet, Mike Adam Dirikan Sekolah Gratis
Perbedaan pertama adalah di tahap pendidikan dasar. Setelah melewati pendidikan pra-sekolah, para siswa di China mulai masuk ke sekolah dasar pada usia 6 tahun. Mereka mempelajari berbagai mata pelajaran yang sudah ditentukan, dilanjutkan dengan pendidikan menengah.
Perbedaan berikutnya adalah di level pendidikan menengah. Di China, pendidikan menengah terbagi menjadi dua bagian, yaitu akademis dan kejuruan. Pendidikan akademis terbagi menjadi 2 level, yaitu junior dan senior. Level junior dimulai pada usia 12 tahun dan berlangsung selama 3 tahun.
Perbedaan selanjutnya adalah pendidikan khusus. Di China, level pendidikan ini ditujukan bagi siswa-siswa yang memiliki kemampuan lebih dan nantinya akan diarahkan untuk mencapai standar yang telah ditetapkan lalu dilanjutkan ke pendidikan tinggi guna menjadi tolok ukur untuk melanjutkan study.
Tingkat literasi yang tinggi di China merupakan hasil dari upaya pemerintah dalam memperluas akses pendidikan ke seluruh wilayah di negara tersebut. Selain itu, pemerintah juga mengalokasikan dana yang besar untuk pendidikan serta memperketat standar kualitas pendidikan yang ditawarkan.
Namun, meskipun memiliki sistem pendidikan yang efektif, China juga dihadapkan pada beberapa tantangan dalam bidang pendidikan. Beberapa di antaranya adalah kesenjangan pendidikan antara perkotaan dan perdesaan, kurangnya kebebasan akademik dan kreativitas dalam pembelajaran, serta tekanan yang terlalu besar pada para siswa untuk meraih prestasi yang tinggi tidak berbeda jauh dengan indonesia.
Beijing Institute Pare adalah salah satu lembaga kursus Mandarin yang memberikan kesempatan bagi mereka yang ingin merasakan sistem belajar di China.
Dalam hal ini, lembaga pendidikan yang berlokasi di Pare, Kota Kediri, Jawa Timur ini dapat menjadi salah satu alternatif bagi mereka yang ingin merasakan sistem pendidikan yang berbeda dan memperluas wawasan melalui pengalaman belajar di China. Selain itu, sebagai masyarakat Indonesia, kita juga dapat terus berupaya untuk mendukung dan meningkatkan kualitas pendidikan di dalam negeri.
"Di sini, kalian akan dibimbing mulai dari belajar bahasa Mandarin sampai metode agar mudah mendapatkan beasiswa ke sana, serta informasi mengenai pekerjaan," kata Owner Beijing Institute Pare, Rangga Dani Aditya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement