Airlangga Hartarto 'Dijodohkan' dengan Prabowo Subianto, Golkar: Masih Sangat Dinamis!
Jodoh-menjodohkan soal posisi Capres-cawapres makin sering dilakukan. Mengenai perkembangan yang ada, Golkar menanggapi dengan santai wacana duet Prabowo Subianto-Airlangga Hartarto yang belakangan ini makin santer.
Partai berlambang pohon beringin tersebut menyerahkan keputusan terakhir terkait urusan capres-cawapres kepada sang ketua umum.
"Dinamika itu bagian dari yang harus dilalui ya menuju proses pendaftaran pilpres 2024. Oleh karena itu saya kira berbagai kemungkinan konfigurasi itu menurut saya masih sangat dinamis dan tentu yang memiliki otoritas untuk menentukan siapa dan bagaimana tentu kewenangannya ada pada ketua umum masing-masing partai politik," kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Senin (13/3).
Baca Juga: Romahurmuziy 'Teriak' Potensi KIB Pecah, Orang Golkar Tegas: Pernyataan Prematur!
Ace mengatakan, KIB tegas menginginkan kader dari partai internal untuk diusung di pilpres 2024. Hal itu sebagai otoritas partai yang di dalam konstititusi memiliki kewenangan untuk mencalonkan pasangan capres-cawapres.
Hingga saat ini sambung Ace, KIB masih membahas soal capres-cawapres yang akan diusung. Namun, secara resmi Partai Golkar menginginkan Airlangga Hartarto diusung sebagai capres.
"Oleh karena itu saya kira orang boleh saja berasumsi tentang berbagai dinamika yang terjadi tapi intinya soal figur di KIB nanti akan dibahas antar ketua umum," ujar Ace.
Terkait klaim Ketum PKB Muhaimin Iskandar sudah dekat dengan Golkar, Ace mengatakan, komunikasi intensif kepada seluruh partai politik. Termasuk dengan PKB dan Gerindra.
Apalagi kata Ace, KIB sejak awal terbuka untuk berkoalisi dengan partai politik lain maupun dengan koalisi yang terbentuk di luar KIB.
"Harus dijaga karena yaitu tadi saya kira sampai waktu yang telah ditentukan pasti proses perubahan politik bisa berjalan sesuai dengan dinamika yang terjadi," kata Ace.
Menurutnya, KIB sendiri punya tenggat waktu untuk memnculkan capres-cawapres yang akan diusung. Menurutnya keputusan politik tak bisa dalam ruang yang kosong tapi juga harus melihat dinamika yang terjadi terkait dengan partai dan kemungkinan koalisi lain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement