Punya Karakter Berbeda dengan Pemilih di Jabodetabek, Anies Harus Lakukan Ini demi Rebut Suara di NTT
Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Mikhael Rajamuda Bataona, menilai bahwa Anies Baswedan yang didukung Koalisi Perubahan perlu melakulan hal penting demi raih dukungan dari mayoritas masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT).
Bataona menyebut, hal yang dimaksud ialah kerja keras. "Koalisi Perubahan butuh kerja sangat keras di NTT agar Anies Baswedan bisa diterima dan dipilih publik di NTT," katanya.
Baca Juga: Anies Dipojokkan, Masyarakat Malah Makin Sayang
"Karena, isu politik identitas yang masih mengakar di persepsi publik," ujar Mikhael menerangkan, dikutip Rabu (15/3).
Mikhael menilai isu politik identitas yang dilabelkan pada figur Anies Baswedan menjadi batu sandungan bagi Koalisi Perubahan yang terdiri dari Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dia mengatakan, memori masyarakat NTT masih cukup kuat tentang bagaimana isu politik identitas dimainkan dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu. Memori masyarakat juga masih kuat mengingat adanya rivalitas laten yang melibatkan partai-partai nasionalis versus partai-partai kanan yang menjual isu identitas.
Menurut Bataona, NTT secara natural lebih dekat dengan partai-partai nasionalis karena memang postur dan konfigurasi masyarakat NTT adalah multikultur. "Inilah alasan masyarakat tidak suka pada isu politik identitas dan praktik politik identitas dalam model apa pun," katanya.
Secara kultural dan psikologis, kata dia, sulit bagi mayoritas masyarakat NTT untuk mendukung Anies Baswedan. Karena itu, tingkat kesukaan dan penerimaan masyarakat NTT pada Koalisi Perubahan lebih rendah dibandingkan penerimaan masyarakat terhadap koalisi KIB, KIR dan PDIP.
Pemilih di NTT secara kultural dan psikologis berbeda karakternya dengan pemilih di daerah lain seperti Jakarta, Banten, atau Jawa Barat. Perbedaan karakter secara kultural ini yang akan membuat jualan capres Koalisi Perubahan tidak mudah diterima di NTT.
Karena itu, Koalisi Perubahan harus bekerja keras dan mencari format-format isu kampanye yang rasional dan masuk akal sebagai antitesis dari pelabelan isu politik identitas pada Anies Baswedan.
Baca Juga: Mana, Nih Duet Capres-cawapres Lain? Demokrat Malah Takut Tak Ada yang Berani Lawan Anies Baswedan
Bataona mengatakan, meskipun demikian, pilpres akan berbeda dengan pemilihan legislatif (pileg). Meski bersamaan, figur-figur yang diusung partai-partai Koalisi Perubahan akan tetap dipilih masyarakat.
"Karena masyarakat akan melihat rekam jejak juga, kedekatan figur-figur tersebut dengan masyarakat, sehingga efek dukungan figur presiden tidak 100 persen men-downgrade posisi partai Koalisi Perubahan terutama Nasdem dan Demokrat di NTT," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement