Pede Menurunkan Emisi, KLHK Melanjutkan Sosialisasi Indonesia’s FOLU Net Sink di Gorontalo
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melanjutkan roadshow Sosialisasi Sub Nasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 di Provinsi Gorontalo, Rabu (15/3/2023). Dalam kesempatan itu, KLHK meminta dukungan dan partisipasi aktif Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam upaya pencapaian target penurunan emisi gas rumah kaca melalui Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.
Plt. Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Ruandha Agung Sugardiman menjelaskan bahwa keberhasilan Indonesia dalam upaya pengendalian perubahan iklim sangat ditentukan oleh sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (FOLU), dimana target penurunan emisi GRK pada sektor FOLU yaitu sebesar 60%. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan Indonesia dalam menurunkan emisi GRK dari sektor FOLU menjadi kunci keberhasilan Indonesia untuk mewujudkan komitmen kepada dunia dalam upaya pengendalian perubahan iklim.
Baca Juga: Tak Lelah Sosialisasikan FOLU Net Sink, KLHK: Ini Komitmen Indonesia Menangani Perubahan Iklim!
“Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 adalah sebuah kondisi yang ingin dicapai dimana tingkat serapan emisi gas rumah kaca sama atau lebih tinggi dari tingkat emisi yang dihasilkan dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan. Dasar pijakannya adalah Pengelolaan hutan lestari (Sustainable Forest Management); Tata kelola lingkungan yang baik (Environmental Governance); dan Tata kelola karbon yang baik (Carbon Governance),” jelas Ruandha dalam keterangannya, Rabu (15/3/2023).
Dapat dicapai melalui 15 aksi mitigasi sektor FOLU, yaitu: Pengurangan laju deforestasi lahan mineral; Pengurangan laju deforestasi lahan gambut; Pengurangan laju degradasi hutan lahan mineral; Pengurangan laju degradasi hutan lahan gambut; Pembangunan hutan tanaman; Sustainable forest management; Rehabilitasi dengan rotasi; Rehabilitasi non rotasi; Restorasi gambut; Perbaikan tata air gambut; Konservasi keanekaragaman hayati; Perhutanan sosial; Introduksi replikasi ekosistem, ruang terbuka hijau dan ekoriparian; Pengembangan dan konsolidasi hutan adat; dan Pengawasan dan law enforcement dalam mendukung perlindungan dan pengamanan kawasan hutan.
Lebih lanjut, Ruandha menyebutkan target yang ingin dicapai oleh Pemerintah Indonesia melalui Rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 adalah tercapainya tingkat emisi Gas Rumah Kaca sebesar -140 juta ton CO2e pada tahun 2030.
Sejalan dengan itu, Pemerintah Provinsi Gorontalo menyampaikan dukungan penuh terhadap pencapaian target Indonesia’s FOLU Net Sink 2030. Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam dokumen RPD 2023-2026 telah memasang target penurunan emisi Gas Rumah Kaca yang terverifikasi dari sektor kehutanan dan limbah sebesar 0,9% di tahun 2026.
Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, Syukri J. Botutihe menyampaikan bahwa kebijakan pembangunan Provinsi Gorontalo pada sektor kehutanan juga telah berpihak pada pengendalian perubahan iklim.
”Kebijakan pembangunan Provinsi Gorontalo telah memperhatikan aksi pengendalian perubahan iklim yakni dengan meningkatkan pengelolaan dan nilai manfaat sumber daya hutan dan lingkungan, meningkatkan penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan, pembangunan dan pelestarian hutan yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan seperti rehabilitasi hutan dan lahan kritis, restorasi ekosistem mangrove di wilayah pesisir, pengendalian penggunaan kawasan hutan, pengendalian kebakaran hutan dan lahan, serta secara rutin melakukan pengamanan dan perlindungan hutan melalui patroli keamanan hutan,” tutur Syukri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement