Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sempat Tersandera Sentimen SVB Hingga Credit Suisse, Musim Dividen Buat IHSG Bakal Terangkat

Sempat Tersandera Sentimen SVB Hingga Credit Suisse, Musim Dividen Buat IHSG Bakal Terangkat Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini diprediksi menguat setelah beberapa pekan terakhir terkoreksi. Pekan lalu IHSG terkoreksi sebesar -1,3% dengan penurunan terdalam sektor teknologi sebesar -6,2 % disusul sektor barang baku sebesar -4,3% dan konsumer non-primer -4,1%. Sementara itu, sektor penopang terkuat yang menahan laju IHSG sehingga tak terkoreksi makin dalam pada pekan lalu yakni sektor kesehatan sebesar 1,2%.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Mino menegaskan IHSG pada pekan lalu melemah karena 3 sentimen negatif yang cukup mengejutkan, yakni kekhawatiran penyebaran risiko kegagalan Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank, pernyataan Saudi National Bank yang tidak akan lagi memberikan bantuan keuangan ke Credit Suisse serta turunnya harga komoditas.

"Market pekan lalu tersandera kekhawatiran penyebaran krisis likuiditas Silicon Valley Bank dan Signature Bank. Selain itu, market juga tersandera informasi Credit Suisse yang mengumumkan adanya kelemahan material atau kontrol internal dalam proses pelaporan keuangan untuk tahun 2022 dan 2021," tegasnya di Jakarta pada Senin, 20 Maret 2023.

Baca Juga: Meski Perdagangan Ramai, Namun IHSG Ambruk 1,29% Sepanjang Pekan Ini

Ia menjelaskan pada akhir 2022 Credit Suisse melaporkan adanya penarikan simpanan dalam jumlah besar sehingga posisi aliran bersih asetnya secara substansial melebihi posisinya di kuartal ketiga tahun 2022. Market makin terguncang setelah Saudi National Bank menyatakan tidak bisa memberikan lagi bantuan keuangan, karena jika dilakukan kepemilikannya akan melebihi 10% dan melanggar aturan. 

Sementara itu terkait sentimen negatif harga komoditas, ia menegaskan gejolak di sistem keuangan Amerika menimbulkan kekhwatiran akan tertekannya pertumbuhan ekonomi sehingga akan menurunkan permintaan akan komoditas.

"Kekhawatiran tersebut membuat sebagian besar harga komoditas mengalami koreksi cukup tajam seperti minyak mentah dan batu bara,” jelas Mino.

Di luar sentimen negatif tersebut, market pekan lalu sebenarnya tertahan laju koreksinya karena sejumlah sentimen positif, seperti komitmen dari tiga otoritas keuangan Amerika untuk menjamin semua simpanan di Silicon Valley Bank.

"Paska kegagalan Silicon Valley Bank, tiga otoritas yaitu Kementerian Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan Federal (FDIC) dan Bank Sentral Amerika menyatakan bahwa semua simpanan di SVB akan dijamin walaupun tidak memenuhi syarat penjaminan FDIC. Bank Sentral Amerika juga meluncurkan program pinjaman baru untuk pihak-pihak yang terdampak,” terangnya. 

Baca Juga: OJK Sebut Runtuhnya SVB Tak Berdampak ke Perbankan RI, Lalu Bagaimana Nasib Pasar Kripto RI?

Apalagi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menyampaikan bahwa kegagalan Silicon Valley Bank dan Signature tidak akan berdampak langsung pada perbankan di Indonesia. Perbankan di Indonesia tidak memiliki hubungan bisnis dan investasi pada SVB.

Dengan bertumpu pada sejumlah sentimen positif pekan lalu dan sentimen pada minggu ini, Mino Optimis market minggu ini akan menguat. Adapun sentimen yang bakal memengaruhi pergerakan market minggu ini yang akan berlangsung selama 3 hari perdagangan Senin, Selasa dan Jumat berasal dari sentimen domestik dan eksternal.

Sentimen domestik yang dimaksud yakni musim pembagian dividen. Pembagian dividen oleh sejumlah emiten akan menjadi sentimen positif, sementara itu sentimen eksternalnya yakni Fed Fund Rate dan harga komoditas yang berpotensi rebound.

Bertumpu pada data-data dan sentimen di atas, ia pun merekomendasikan buy untuk trading hingga 24 Maret 2023 mendatang pada 10 saham berikut ini BBRI (Support: 4,810, Resistance: 5,000), BBNI (Support: 8,800, Resistance: 9,325), BRIS (Support: 1,555, Resistance: 1,715), TLKM (Support: 3,980, Resistance: 4,125, PTBA (Support: 3,790, Resistance: 4,000), ITMG (Support: 37,750, Resistance: 40,500), KLBF (Support: 2,080, Resistance: 2,360), AKRA (Support: 1,345, Resistance: 1,450), MAPI (Support: 1,480, Resistance: 1,710) dan UNVR (Support: 4,050, Resistance: 4,250).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: